"Aarun!" suara itu berasal dari luar membuat Aarun bangkit dari tidurnya lalu berjalan memastikan siapa yang memanggilnya "Aarun, permisi!" ujar Ardo dengan ketukan pintu yang cukup keras.
"Apa ada orang di dalam?" teriak Edgard.
"Hei kau tidak sopan! Bagaimana jika ayah Aarun ada di dalam juga," tegur Ian.
"Lagian kita sudah berdiri di selama 3 menit di sini," protes Edgard.
Aarun menengok jam yang ternyata sudah jam 3 sore tumben sekali teman-temannya datang pada waktu seperti itu.
"Baru juga 3 menit bukan 3 jam," balas Ardo.
Aarun mendengar jelas kerusuhan di luar rumah itu, tangannya kini memegang gang gang pintu namun ia baru ingat jika tadi ia lewat di jendela bukan di pintu depan karena pintu terkunci.
Ia menepuk jidatnya sendiri "Teman – teman, kalian berputar saja terus lewat jendela kamarku, aku tidak punya pintu untuk membukanya!" suruh Aarun dengan suara lantang.