"Papah selalu sibuk, Tante. Makanya tak pernah punya waktu untuk Nathan. Berbeda dengan papahnya teman-teman yang setiap hari diantar dan dijemput papahnya. Sementara aku, hanya ada suster saja," ungkap Nathan dengan sendunya.
Wajah Nathan selalu saja sendu saat ingat dengan papah mamahnya yang telah tiada. Apalagi mengingat Jefri yang semasa hidupnya selalu tak punya waktu untuknya.
Jeni yang mendengar cerita itu nampak terenyuh hatinya. Ia merasa sendu. Padahal saat bersamanya, Jefri selalu menyediakan waktu yang banyak. Kebersamaannya bersama Jefri bahkan lebih sering dibanding pekerjaan Jefri yang sibuk.
'Ya Tuhan, nyatanya selama ini aku telah merampas waktu Mas Jefri dengan anak-anaknya. Aku telah merusak kebahagiaan Nathan dengan orang tuanya,' batin Jeni tampak terenyuh dan sendu mengingat kesalahan besarnya selama ini.