"Kamu jangan bicara seperti itu, Jeni. Aku mohon!" pinta Wili dengan sangat sambil memasang wajah memelasnya. Menatap mata Jeni begitu sedu. Mana bisa dia kehilangan Jeni, sementara semua kebohongan dia lakukan hanya karena demi Jeni.
Keduanya masih duduk di atas tempat tidur dengan saling menatap dengan tatapan sedu. Wili yang berusaha meyakinkan istrinya, sementara Jeni terlihat begitu kebingungan harus berbuat apa.
"Jeni, apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya dengan perasaan ini?" Wili bertanya dengan serius. Tatapannya masih tertuju pada Jeni dan tak bisa berpaling ke arah yang lain. Kedua tangannya juga tampak menggenggam erat tangan Jeni seakan tak bisa melepaskannya.
"Aku tidak tahu, Mas. Aku bingung. Aku juga mencintai kamu. Perasaan ini tak pernah berubah sedikit pun sama kamu. Tapi, bukan ini yang aku harapkan."
"Aku hanya tidak mau mengulangi hal yang dulu pernah aku lakukan, dosa masa lalu yang tak ingin aku ulangi."