"Nona!" Mery berteriak saat Jeni dipapah oleh Wili keluar dari mobil sesampainya di rumah mewah itu.
Mery tak sungkan, segera memeluk tubuh Jeni dengan erat. Wajahnya menyeringai senang karena Jeni telah berhasil melawan maut.
"Nona, saya tidak mau kehilangan Nona Jeni," ucap Mery lirih dalam dekapan Jeni.
"Iya, Mer. Terima kasih ya sudah mengkhawatirkan saya," balas Jeni yang juga menyambut pelukan Mery. Dua wanita yang berstatus majikan dan pegawai itu bagaikan saudara karena sudah saling menyayangi walau pun baru beberapa minggu saja bersama.
"Eh sudah-sudah. Di dalam rumah saja berpelukannya. Jeni masih belum vit, masih harus istirahat," kata Wili yang ingin segera membawa Jeni masuk ke dalam rumahnya.
"Oh iya maaf, Tuan," balas Mery seraya melepaskan pelukannya.
Wili yang kali ini tampak ramah, terlihat membantu Jeni berjalan masuk ke dalam kamar. Tentu membuat Jeni terkejut karena Wili membawa Jeni ke kakar utama miliknya yang luas dan mewah.