Keesokan harinya, pagi-pagi sebelum berangkat kerja, Jeremi menyempatkan untuk mampir dulu ke kostan Jeni. Dia hanya ingin memastikan kalau Jeni baik-baik saja setelah seharian kemarin tak bertemu dan tak mendapatkan kabar.
Jeremi datang dengan menenteng paper bag yang berisi makanan untuk Jeni sarapan. Dia sengaja membawa sarapan karena sudah mengira kalau Jeni belum sarapan di waktu yang masih sepagi ini.
Jeremi segera mengetuk pintu kamar Jeni saat sudah berdiri di depannya.
Masih tak ada jawaban, Jeremi mencobanya sekali lagi. Ia kembali mengetuk pintu kamar Jeni berharap sang pemilik kamar segera membukakan pintunya untuk Jeremi. Seharian kemarin Jeremi tak bertemu Jeni rasanya bagai satu munggu tidak bertemu. Rasa rindu di dalam dadanya bahkan kian menggebu-gebu. Gejolak asmara di dalam dadanya kian meronta-ronta ingin degera menatap wajah sang pujaan hati yang tengah ia dambakan.