Jeremi kini sudah duduk di kursi mobilnya. Dia masih belum melajukan kendaraan roda empatnya. Sesekali tampak menepuk-nepuk keningnya dengan telapak tangan. Terlihat gelisah harus berbuat apa. Berat rasanya bagi Jeremi untuk segera pergi dari kostan Jeni. Dia akan merindukan Jeni malam ini setelah kejadian tadi. Bau keringat Jeni yang tercium wangi masih saja menempel pada lubang hidungnya. Jeremi sudah bisa menebak kalau keringat Jeni tercium aroma wangi parfum yang diberikannya kemarin lalu. Ah tentu saja membuat duda tampan itu semakin berbunga-bunga. Sudah bisa dipastikan kalau Jeni suka dengan pemberiannya.
Setelah mematung dalam beberapa detik memikirkan Jeni, kakak kandung dari Dewi itu segera menyalakan mesin mobilnya dan mengunjak pedal gas. Jeremi segera pergi karena dia tak mungkin jika harus menemani Jeni di kostan.