"Jaga dirimu baik-baik, Nak." Suara Karin terbata-bata dan terdengar lemah.
Jeni tersentai dengan ucapan mamahnya yang terasa berat. "Mamah!" panggil Jeni seraya meraih telapak tangan Karin dan menggenggamnya.
"Jeni! Berjanjilah pada Mamah kalau kamu akan menjadi anak yang baik, wanita yang baik," ucap Karin masih saja terdengar aneh.
"Mamah kenapa bicara seperti itu?" Jeni bertanya dengan perasaan aneh.
"Bagian mana yang sakit, Mah. Katakanlah padaku," imbuhnya khawatir. Jeni segera meraba bagian tubuh mamahnya penuh rasa khawatir. Air matanya bahkan tak bisa dikendalikan, terus saja menetes. Padahal Jeni sudah berusaha membendungnya.
"Jeni!" Suara Karin masih dalam dan terdengar gemetar. Sepertinga dia benar-benar makin kesakitan namun tetap berusaha bicara dan mengeluarkan suara.