"Kamu kenapa tidak bilang kalau mau ke pemakaman ini. Kita kan bisa kesini bareng-bareng." Jeremi berkata dengan hangat. Mereka kini sudah berada di area parkiran.
"Saya tidak tahu kalau Mas Jeremi akan ke sini," balas Jeni.
"Iya saya juga tidak tahu kalau kamu akan ke sini. Oh iya, kamu mau langsung pulang? Bukankah ini hari minggu." Jeremi kembali bertanya. Sepertinya dia sangat berharap bisa pulang bersama-sama.
"Ya sudah, Mas. Saya duluan ya," pamit Jeni. Dia segera menaiki kendaraan roda dua miliknya. Memakai helm dan siap untuk pergi.
"Oke. Hati-hati ya, Jen," ucap Jeremi lesu. Dia sedu karena tak dapat pulang bersama Jeni. Dia memandang Jeni dengan senyuman sambil melambaikan tangan berpamitan kepadanya. Dadanya bergetar melihat senyuman Jeni kepadanya. Padahal Jeni telah berlalu dengan motornya.