Jeni menarik nafasnya begitu panjang. Melihat ke arah atas. Betapa tingginya sampai ke ujung penglihatan. Dia menggelengkan kepala merasa tidak sanggup namun tetap berjalan menuju tangga darurat dan mulai menaiki anak tangga satu-persatu.
"Haduh berat banget. Tak adakah seseorang yang bisa menyelamatkanku dari kesialan ini!" Jeni tampak berat mengangkat alat-alat kebersihannya menaiki anak tangga.
Tampak peluh mulai membasahi kening Jeni, padahal dia baru saja naik beberapa lantai saja dan masih ada lima kantai lagi. Apa Jeni tak akan mati kelelahan? Lagi pula, dia merasa aneh. Masa iya lift kantor sebagus ini bisa rusak. Sungguh aneh.
Seseorang memang telah memanipulasi. Lift itu tidak rusak, namun seolah merencanakan sesuatu agar Jeni naik ke lantai paling atas dengan tangga darurat.
Setelah satu jam berlalu, Jeni kini sudah sampai di lantai paling atas. Sesuai dengan perintah, dia harus membersihkan beberapa ruangan di sana termasuk toilet yang berada di lantai sana.