Beberapa pasang manik yang hadir di situ benar-benar terbelalak. Bagaimana tidak, uang satu miliar bahkan disebut sebagai bayaran sebuah pernikahan yang seakan dianggap mainan.
"Wanita jalang! Kamu memang benar-benar murahan!" murka Sindi yang tak bisa lagi menahan amarahnya. Perasaan ibu mana yang tak hancur manakala mendengar dosa masa lalu anaknya yang begitu menjijikan. Mereka bahkan menganggap pernikahan seolah mainan yang bisa diatur waktunya.
"Maafkan saya, Tante. Saya tahu saya salah," ucap Jeni dengan mengakui kesalahannya.
"Pergi kamu dari tempat ini!" usir Sindi yang sudah muak melihat wajah Jeni.
"Tidak, Mah. Jangan biarkan dia pergi dulu. Urusan ini belum selesai," cegah Selin dengan rasa penasaran yang belum tuntas.
"Apa lagi, Selin? Mamah jijik melihat pelacur ini di rumah, Mamah," cibir Sindi tanpa perduli.