Hari sudah menjelang malam. Sementara benda bundar di dinding rumah Jeni menunjukan pukul delapan malam. Sayup-sayup terdengar panggilan dari arah depan rumah. Sementara bell pun terdengar berbunyi berkali-kali membuat gendang telinga Karin dan Jeni tersentak mendengarnya.
"Siapa ya, Mah?" tanya Jeni pada Karin. Mereka sama-sama keluar dari kamarnya dengan wajah terkejut.
"Tidak tahu, Jen. Mamah akan segera memastikannya. Kamu kembali saja ke kamar," titah Karin seraya melangkah namun Jeni menahannya.
"Tidak, Mah. Kita lihat bersama-sama," pinta Jeni sambil memegang sikut Karin.
Mereka berdua kemudian berjalan menuju pintu utama dimana asal suara berada. Suaranya samar-samar terdengar karena diiringi gemercik air hujan yang turun dari langit.
Karin sudah memegang handle pintunya, kemudian ia putar dan pintu segera dibukanya dengan perlahan.