Pagi ini Jeni masih ada jadwal ke kampus dan dia sudah memesan taksi online.
"Mah, aku berangkat dulu ya," pamit Jeni seraya beranjak dari kursi karena telah menyelesaikan sarapannya.
Mereka berdua masih tinggal di rumah pemberian Jefri. Rumah yang bagus namun entah kenapa Karin merasa tidak nyaman.
"Kamu mau ke kampus lagi, Jen?" tanya Karin setelah meneguk air minumnya.
"Iya, Mah," jawab Jeni seraya memakai tasnya. Ia juga terlihat menjinjing tas leptop pada telapak tangan kirinya.
"Ini sudah tiga hari Jefri tak menampakan batang hidungnya. Apa yang terjadi dengannya?" Karin kembali bertanya. Ia merasa penasaran terharap menantunya itu.
"Mas Jefri tak akan datang kesini sebelum tes DNA dilakukan," jelas Jeni dengan lesu.
"Tes DNA! terhadap siapa?" Karin lagi-lagi bertanya membuat Jeni menunda niatnya berangkat ke kampus.
Jeni menghela nafasnya. Sepertinya dia sedikit berat untuk berkata jujur kepada Karin.