"Benar! Jika mereka berdua tidak belajar, mereka akan lebih bodoh lagi. Tidakkah kau tahu bahwa kedua saudara ini tidak pintar?"
Tampaknya ayah tidak lagi merayu Zidan melainkan menyudutkan kami berdua karena dia tidak sepandai Sarah. Untuk kali ini, Bagus dan aku hanya diam tanpa ingin memberontak, aku tidak ingin menjadi anak yang durhaka.
Setelah diyakinkan oleh kata-kata ayah, Zidan mendekatiku dan juga B untuk memeluk kami berdua.
"Kakak pasti janji sering kesini. Ajak Kak Sarah, soalnya kemarin Kak Sarah telpon kakak Felix katanya kangen aku."
Aku mengangguk! Setelah memelukku Zidan memeluk Bagus juga dan kami segera meninggalkan kamar ayah untuk pulang.
***
Sekarang Aku di sekolah, banyak pasang mata memandang Aku dengan tidak setuju karena Aku jarang pergi ke sekolah tetapi nilai Aku masih aman. Bahkan ada yang mengatakan Aku membayar kepala sekolah agar Aku tetap bisa kuliah di sini walaupun Aku jarang hadir.