下載應用程式
29.16% Pembalasan yang Manis / Chapter 7: Bertemu Haikal Lagi

章節 7: Bertemu Haikal Lagi

"Jika kamu benar-benar mencintainya, maka kejar dia dan berjuanglah untuknya. Hati manusia itu tidak ada yang tahu. Siapa tahu dengan kau berjuang untuknya, hatinya jadi terbuka dan berubah menjadi mencintaimu."

"Tapi bukankah itu akan terlihat jahat?"

"Tidak sama sekali. Selagi mereka belum menikah, maka kau bisa merebutnya kapanpun."

Mendengar ucapan Ibunya membuat membuat Anita sedikit ragu. Apakah dia harus mengikuti saran Ibunya? Ataukah dia mundur dari perasaannya?

Setelah berpikir semalaman, Anita akhirnya memutuskan untuk tetap mengejar Haikal. Dia pikir ucapan ibunya ada benarnya juga. Selagi Haikal dan kekasihnya belum ada ikatan resmi seperti pernikahan, maka dia berhak untuk tetap berjuang memiliki Haikal. Siapa tahu jodoh Haikal itu bukan kekasihnya, melainkan dirinya. Percaya diri sedikit, tidak masalah kan? Mungkin begitu pikirnya Anita.

*****

"Bagaimana perasaanmu pagi ini?" Tanya Renata pada adiknya

Saat ini Renata sedang berada dikamar Nana. Dia begitu khawatir pada kondisi adiknya setelah diputuskan oleh Dimas, orang yang dia cintai.

"Tidak baik." Sahut Nana

"Mungkin ini akan terdengar jahat ditelingamu, tapi kakak hanya ingin kau sadar bahwa Dimas bukan orang yang tepat untukmu. Dia tidak mencintaimu." Ucap Renata

"Tapi aku mencintainya." Sahut Nana

"Kau lebih baik mencintai atau dicintai?" Tanya Renata

"Dicintai." Sahut Nana

"Kalau begitu lihatlah seseorang yang selama ini berada dibelakangmu, mengamatimu dari jauh, dan berusaha mendapatkan hatimu di saat kau tidak pernah melihatnya sedikitpun." Ucap Renata

"Apa maksud kakak? Siapa orang itu?" Tanya Nana

Tring!

Ada sebuah pesan masuk. Nana langsung mengambil ponselnya dan melihat siapa yang mengiriminya pesan dan ternyata itu adalah Justin. Teman masa kecilnya.

Justin: Nana|

Nana: Iya?|

Justin: Bagaimana perasaanmu? Aku tahu kau diputuskan Dimas.|

Nana: Aku tidak baik-baik saja.|

Justin: Mau jalan-jalan? Aku ingin membuat perasaanmu lebih baik.|

Nana: Boleh.|

Justin: Kalau begitu aku datang 30 menit lagi.|

Nana meletakkan kembali ponselnya dan menatap kearah kakaknya.

"Siapa?" Tanya Renata

"Justin." Sahut Nana

"Apa katanya?" Tanya Renata

"Dia mau mengajakku jalan-jalan." Sahut Nana

"Kalau begitu kau harus segera bersiap. Aku pergi dulu." Sahut Renata

Ketika Renata mau pergi, pergelangan tangannya dipegang oleh Nana.

"Siapa orang yang kakak maksud tadi?" Tanya Nana

Renata segera berbalik dan tersenyum kearah adiknya, "kau akan tahu jika sudah melihatnya nanti." Sahut Renata

Lalu dia melepaskan pegangan adiknya pada pergelangan tangannya dan meninggalkan adiknya yang termenung di dalam kamarnya.

Renata langsung turun ke bawah dan menemui Mamanya diruang tamu.

"Bagaimana keadaan adikmu?" Tanya sang Ibu

"Dia masih tidak baik-baik saja." Sahut Renata

"Sejak awal Mama memang tidak pernah suka adikmu berhubungan dengan lelaki itu." Sahut sang Ibu

"Renata juga. Tapi Nana begitu mencintai Dimas." Sahut Renata

"Cintanya itu yang membuat adikmu terlihat bodoh. Tapi sekarang Mama bersyukur hubungan mereka sudah putus." Sahut sang Ibu

"Oh iya, bagaimana pendapat Mama dengan Justin?" Tanya Renata

"Justin anaknya bi Minah?" Tanya sang Ibu

"Iya." Sahut Renata

"Dia adalah lelaki pekerja keras, baik, dan terlihat bertanggungjawab. Mama pikir dia bisa jadi suami yang baik untuk adikmu. Kelihatannya juga dia menyukai adikmu." Sahut sang Ibu

"Eh? Mama setuju jika Nana memiliki hubungan dengan Justin?" Tanya Renata

"Tentu saja. Bahkan Papamu sudah merencanakan perjodohan Nana dengan Justin. Papamu yakin jika hanya Justin yang mampu menjaga adikmu dengan baik." Sahut sang Ibu

Renata yang mendengar itu langsung tersenyum. Hatinya lega jika kedua orangtuanya memiliki pendapat yang sama dengannya. Hanya Justin yang bisa menjaga Nana dengan baik.

"Kenapa kamu tersenyum?" Tanya sang Ibu melihat anak sulungnya aneh

"Nata hanya senang. Setidaknya bukan hanya Nata di sini yang setuju jika Nana menjalin hubungan dengan Justin." Sahut Renata

Renata memeluk Ibunya. Dia senang dengan kehidupan yang dia jalani sekarang. Dia harap, tidak akan terjadi sesuatu nantinya di masa depan. Terutama tentang Nana.

Tidak lama setelah itu, Nana datang dengan pakaian yang rapid an terlihat cantik.

"Anak cantik Mama mau kemana, hm?" Tanya sang Ibu

Nana menghampiri kakak dan Ibunya. Lalu dia memberikan kecupan di pipi sang Ibu.

"Nana mau jalan-jalan, Ma." Sahut Nanan

"Jalan-jalan dengan siapa?" Tanya sang Ibu

"Justin." Sahut Nana

"Kalau begitu hati-hati dan jangan pulang terlalu malam." Ucap sang Ibu

"Iya, Ma." Sahut Nana

Lalu setelah itu Bi Minah datang dan mengatakan jika masakan yang dia buat sudah jadi. Nana dan Renata langsung menuju meja makan dan makan duluan. Sementara sang Ibu sedang menuju kamarnya untuk melihat suaminya, apakah sudah siap atau belum.

*****

Sekarang Anita bersama dengan Ibunya sedang berada disebuah Universitas. Dia akan mendaftar masuk di Universitas ini. Katanya, ini adalah Universitas yang Ibu dan Ayahnya dulu.

"Tempatnya cantik." Ucap Anita

"Tentu saja. Apakah kamu suka?" Tanya sang Ibu

"Iya. Nita sangat suka." Sahut Anita

"Kalau begitu kau jalan-jalan dulu sana. Bunda mau menyelesaikan pendaftaranmu dulu." Sahut sang Ibu

Anita mengangguk dan berjalan-jalan sendirian di Universitas ini. Dia tidak mau mau kemana tapi kakinya melangkah menuju suatu tempat yang indah. Banyak sekali orang-orang yang berada ditempat ini.

Dia hanya melihat sejenak dan pergi meninggalkan tempat itu. Tempatnya memang Indah, tapi dia tidak terlalu suka keramaian. Maka dari itu dia memutuskan untuk pergi dan mencari tempat lain.

Dia terus berjalan dan melangkah. Ketika berada di depan sebuah bangunan, Anita berhenti. Bangunan di depannya adalah sebuah café. Ternyata Universitas ini memiliki café.

Anita melangkahkan kakinya memasuki café itu. Ketika berada di dalam café tersebut, mata Anita menangkap seseorang yang menjadi objek pikirannya selama ini. Haikal. Dia melihat Haikal tengah duduk di salah satu meja sendirian dengan buku ditangannya dan earphone yang terpasang ditelinganya.

Anita tersenyum ketika melihat laki-laki yang dia cintai itu. Lalu dia berjalan kearah meja Haikal berada.

"Hallo." Sapa Anita

Haikal yang memang menggunakan earphone tidak mendengar sapaan Anita. Jadi dia hanya diam dan tetap lanjut membaca buku.

Anita yang merasa diabaikan, langsung duduk di depan Haikal. Sadar ada yang duduk di depannya, Haikal mengalihkan pandangannya yang semula dari buku jadi menatap kearah orang di depannya.

"Hai." Sapa Anita ulang sambil tersenyum dan melambaikan tangan

Haikal hanya mengerutkan keningnya lalu melepaskan earphonenya.

"Why you are in here?" Tanya Haikal

"I just signed up for college here." Sahut Anita

"Oh." Sahut Haikal

Lalu diakembali memfokuskan pandangannya pada buku ditangannya.

"Why are you alone here?" Tanya Anita

"What do you mean?" Tanya Haikal balik

"Not far from here there is a park and a lot of people are gathering, why aren't you there?" Ucap Anita bertanya

"I don't like crowds." Sahut Haikal

"I also like that." Sahut Anita

"Oh." Sahut Haikal

Lalu keadaan hening. Haikal fokus dengan bacaannya, sedangkan Anita fokus menatap Haikal yang berada di depannya. Lelaki yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama dan dia berharap jika Haikal adalah jodohnya masa depan nanti. Jika itu terjadi, dia akan berusaha menjadi yang terbaik untuk laki-laki yang dia cintai.


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C7
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄