Zi Yi sama sekali tidak peduli betapa kacaunya keluarga He sekarang. Setelah dia selesai mengekspos berita itu, dia lanjut melacak para peretas di internet.
Ketika melihat satu per satu peretas yang mengira diri mereka hebat, dia berhasil menguraikannya dengan mudah tapi masih belum mengetahui apa yang mereka lakukan. Zi Yi merasa tidak memiliki rasa pencapaian.
Tiba-tiba, dia teringat dengan percakapan antara dua peretas sebelumnya, sudut bibirnya pun terangkat.
"Lagi pula, aku juga tidak sibuk. Aku ingin melihat sebenarnya seberapa hebatnya jaringan pertahanan finansial keluarga Lu."
Zi Yi menerima misi berhadiah untuk menerobos jaringan pertahanan kedua finansial keluarga Lu. Sepuluh jari tangannya bergerak cepat untuk mengetik diatas keyboard dengan cepat.
Satu demi satu barisan kode bergulir dengan cepat di layar komputer. Setelah lima menit berlalu, dia menerobos jaringan pertahanan pertama finansial keluarga Lu dengan mudah.
Bisa-bisanya tidak ada orang yang menyadarinya.
Zi Yi menyentuh dagunya sambil berpikir, "Tidak ada orang yang lihat. Apa nanti ketika hendak mengambil hadiah juga tidak bisa?"
Jadi, saat dia menyerang jaringan pertahanan kedua, dia langsung memberitahu kepada anggota departemen teknologi jaringan keluarga Lu dengan high profile.
Begitu jaringan pertahanan kedua muncul, sebuah peta labirin yang rumit dan memusingkan muncul di layar komputer.
"Ternyata jaringan pertahanan labirin. Kecerdasan orang zaman kuno sungguh bagus."
Zi Yi mendesah sambil memecahkan kode. Di tengah perjalanan, dia menuangkan segelas air untuk minum karena haus.
Hal yang tidak dia ketahui adalah seluruh dunia peretas dan departemen teknologi jaringan finansial keluarga Lu gempar sekarang.
[Si*l! Siapa yang begitu arogan? Beraninya menyerang finansial keluarga Lu dengan begitu canggih!]
[Bisa-bisanya aku tidak dapat menemukan kapan dia menerobos jaringan pertahanan pertama finansial keluarga Lu.]
[Siapa orang ini? Aku sama sekali tidak berhasil menemukan informasi apapun tentang dia!]
[Jangan-jangan ini pangeran Peretas?]
[Bagaimana mungkin? Pangeran Peretas tidak searogan dia.]
[Ayo berkumpul dan melihat. Aku ingin melihat apakah orang misterius ini bisa menerobos jaringan pertahanan kedua finansial keluarga Lu atau tidak.]
[Pasti tidak bisa. Sudah begitu banyak orang dari kalangan peretas kita menyerang jaringan pertahanan kedua finansial keluarga Lu dan semuanya tidak berhasil. Bagaimana mungkin dia sendirian bisa menerobos?]
…...
Departemen teknologi jaringan finansial keluarga Lu.
"S*al! Peretas ini juga arogan sekali. Beraninya dia memberitahu kepada kita secara terang-terangan bahwa dia ingin menyerang jaringan pertahanan kedua kita!" Seorang teknisi yang menggigit roti di mulutnya itu hampir menyemprotkan rotinya saat melihat kata-kata di komputer.
Teknisi lain yang memakai topi berkata dengan wajah serius, "Bisa-bisanya kita tidak menyadari saat orang ini menerobos jaringan pertahanan pertama. Masalah ini harus segera dilaporkan ke bos."
"Lapor apanya? Ini hanya seorang peretas kecil saja. Ayo lihat bagaimana kakak akan menemaninya bermain."
…...
Setengah jam kemudian.
Di dunia internet yang tidak berwujud, semakin banyak peretas yang berkumpul di finansial keluarga Lu untuk menonton kesenangan.
Medan perang tanpa bubuk mesiu semakin intens.
Sampai kemudian, beberapa teknisi yang menahan penyerang terus mengeluarkan keringat dingin di dahi mereka wajah mereka pun terlihat serius.
Suara orang yang berbicara itu terdengar gemetar tanpa bisa dikendalikan, "Sudah tidak bisa, peretas ini terlalu ganas. Harus memanggil bos datang ke sini."
…...
Pukul setengah dua pagi.
Lu Jingye langsung bergegas datang ke departemen teknologi jaringan finansial keluarga Lu, sebagian besar anggota dari seluruh departemen jaringan datang.
Pukul setengah dua pagi.
Begitu sebuah karakter kartun dewi kecil muncul di seluruh monitor departemen jaringan finansial keluarga Lu, jaringan pertahanan kedua finansial keluarga Lu resmi diterobos.
Sekumpulan teknisi yang menahan peretas itu seperti mengalami pertempuran yang sangat membahayakan nyawa. Mereka duduk di kursi dengan lemas dan tidak bertenaga, mereka baru menyadarinya setelah beberapa lama.
"Tuan muda kedua, apa yang harus kita lakukan?"
Ekspresi wajah Lu Jingye tidak berubah, hanya sepasang matanya itu terlihat dingin seperti es berusia ribuan tahun, "Segera lacak."
Namun, saat ini, ada sederet kata yang muncul di layar yang ada di depannya.