Maya baru saja selesai berganti baju di toilet. Kali ini dia mengenakan baju kaos berwarna navy berlengan panjang, dan celana jins. Hanya itu pakaian bertipe kasual yang dia temukan di tas ranselnya. Maya menyingkirkan gaun-gaunnya dengan menggerutu. Setelah sekian lama mendebat dan mengindahkan saran dari Benny, kali ini Maya setuju untuk tidak berpenampilan atraktif dan menarik perhatian orang-orang.
Fakta bahwa KTP-nya sudah digunakan di rumah sakit ini saja sudah membuatnya merasa cemas dan khawatir. Dia tidak ingin berurusan dengan polisi, dengan anak buah Paman, dengan si Pitung, bahkan juga dengan Benny. Satu-satunya alasan dia kembali ke Alpan hanya untuk mencari anak-anaknya. Tapi sepertinya itu pun tidak mudah, bahkan membuat dirinya menjadi terancam.
'Lebih baik aku minggir dulu sampai situasinya mereda dan keadaan sedikit lebih aman.' batin Maya.