Mahatari sudah terbit sangat tinggi, waktu juga sudah menunjukan pagi hari. Semua orang sudah kembali ke rutinitas nya masing- masing dan mulai memulai hari mereka dipagi hari. Nor bangun lebih siang hari ini, semua anak- anak memaklumi ibunya bangun lebih siang.
"Selamat pagi bu" sapa laura kepada nor yang baru keluar dari kamar utama rumah ini. "Pagi nak" jawab nor sambil tersenyum.
"Ayo kita sarapan bu" ajak nor sambil menarik kursi meja makan yang berada di ruangan makan tersebut. "Ayoo"
"Kau yang memasak hari ini" tanya nor sambil melihat kearah meja yang sudah penuh dengan berbagai macam sarapan. "Tidak banyak yang bisa ku buat bu, tidak sepertimu bu" jawab laura.
"Silahkan dimakan bu" ucap laura sambil mengambilkan hidangan yang ia sajikan. Tidak banyak yang bisa laura lakukan, laura hanya bisa menyajikan roti yang sudah dipanggang dan beberapa selesai siap saji.
"Bu, aku ingin berangkat hari ini" ucap laura sambil menikmati makanan nya. "Baiklah kalau itu sudah menjadi keputusan untukmu" jawab nor dengan nada yang lembut.
"Iya bu, sepertinya aku akan mencari pekerjaan setelah ini" ucap laura menjelaskan apa yang akan ia lakukan selanjutnya. "Berhati- hati dalam memutuskan ingin bekerja dimana, lingkungan kerja tidak seperti lingkungan sekolah nak" jelas nor menasehati laura.
"Baik bu, aku akan selalu mengingat nasehat mu" laura yakin apapun yang ibunya katakkan pasti memiliki arti yang besar karna pengalamannya lebih besar didalam segala kehidupan.
"Apa lagi yang ingin kau bawa selain barang kemarin yang kita kemasi bersama" tanya nor kepada laura. "Sudah cukup bu, aku tidak memerlukan apapun lagi" jawab laura dengan sangat lembut. Nor sangat perhatian kepadanya, apapun yang diperlukan oleh laura pasti akan disiapkan oleh nor.
"Ohh iya nak aku ingin membicarakan sesuatu denganmu sebelum kamu pergi kepusat kota" ucap nor dengan nada yang serius. "Apa itu bu" tanya laura menanggapi nor dengan sangat khawatir. Laura tidak pernah melihat nor begitu serius ketika membicarakan sesuatu, tidak tahu kenapa sekarang ia terlihat sangat serius.
"Kau tidak merasakan hal aneh ditubuh mu nak" tanya nor kepada laura. "Ada apa dengan tubuhku bu, aku begitu sehat sampai saat ini" jelas laura mengenai keadaaan yang ia rasakan.
"Aku tau betul bahwa kau sehat, jika kau sakit kau tidak akan bawel seperti sekarang" canda nor kepada laura. Tidak mungkin laura tidak mengetahui sesuatu hal yang menjanggal di tubuhnya, itu bukanlah hal yang tidak bisa dilihat oleh mata. Jelas saja itu terlihat.
"Aku tidak mengerti maksudmu bu" ucap laura binggung dengan apa yang ibunya katakan. "Lihat lengan kananmu" ucap nor sambil menunjuk lengan milik laura.
"Ada apa dengan lenganku" ucap laura sambil melihat kearah tangannya. "Kau perhatikan" ucap nor kepda laura menyuruh nya untuk memperhatikan lengan milik nya.
"Astagaaa,, " ucap laura terkejut melihat ada sebuah tanda berbentuk kupu- kupu lengan kanan miliknya. "Sejak kapan aku memiliki tanda seperti ini" laura binggung dengan tanda tersebut karna sebelumnya laura tidak pernah sekalipun memperhatikan apapun yang ada di tubuh nya sampai sedetail itu.
"Kau memang tidak pernah khawatir tentang apapun" ucap nor melihat tingkah anaknya yang terkejut dengan apa yang ia katakan.
"Bukan seperti itu bu" ucap laura menanggapi apa yang nor bicarakan. "Lalu ada apa dengan tanda ini bu" laura binggung kenapa ibu nya tiba- tiba mengatakan hal ini.
"Itu tanda lahirmu, tanda untuk kau bisa bertemu dengan keluargamu. Sejak dulu ku kira itu hanyalah bekas kau terjatuh waktu aku menemukanmu, ternyata bukan itu adalah tanda kepemilikanmu" jela nor kepada laura.
"Itu semua tidak penting bu, yang paling penting sekarang adalah dirimu" ucap laura menanggapi penjelasan yang dijelaskan nor. "Aku berterima kasih kau mau menjelaskannya kepadaku bu" ucap laura kembali.
"Aku mempunyai firasat kuat akan kau nak, untuk berjaga- jaga aku memberitahukanmu nak" ucap nor memiliki perasaan yang tidak enak kepada laura.
"Tidak apa bu, aku bisa menjaga diriku" ucap laura sambil memeluk nor.
Laura sedikit penasaran tentang tanda lahir yang ia miliki, selama ini ia juga tidak menyadari tanda lahir tersebut jika tidak diberitahukan oleh ibu nor. Tetapi laura tidak ingin memikirkan hal ini, yang ia ingin pikirkan sekarang adalah bagaimana cara membuat semua orang yang ia sayangi bahagia.
"Tanda ini berwarna coklat ya bu, seperti kulitku" ucap laura mencairkan suasana. "Tidak itu warna yang sama seperti warna kulitmu tetapi agak gelap saja" ucap nor kepada laura.
"Kau mengatakkan kulitku gelap bu" ucap laura dengan nada merajuk. "Aku tidak mengatakkan hal itu nak, aku hanya membicarakan fakta" nor menanggapi laura dengan sebuah candaan.
"Kau jahat sekali bu kepadaku" ucap laura. "Tidak nak aku hanya bergurau saja" nor tau anaknya sudah merajuk kepada nya dan memilih mengakhirin candaan yang ia lakukan sebelumnya.
"Ohh iya nak, ibu tidak akan bosan- bosan mengingatkanmu untuk menjaga dirimu sendiri ketika disana oke,, " ucap nor lagi- lagi menasihati laura. "Aku tau bu, dan kau memang yang terbaik" ucap laura memeluk nor kembali.
"Sudah kita selesaikan perbincangan nya kita lanjutkan sarapan yang sempat tertunda" ucap laura sambil mengambilkan kembali roti yang ada di atas meja makan tersebut.
"Ibu sudah kenyang nak" ucap nor sambil menyingkirkan roti yang disajikan oleh laura. Laura terdiam sejenak kemudian berkata "Baiklah kalau begitum, apa yang ingin kau lakukan bu"
Tinggal tersisa waktu 2 jam lagi untuk laura pergi ke pusat kota untuk memulai kehidupan yang akan ia jalani, ia akan menghabiskan waktu yang tersisa untuk memanjakan ibu nor.
"Tidak ada. Kapan kau akan berangkat? " tanya nor kepada laura. "Mungkin setelah ini bu" jawab laura kepada nor.
"Tidak terasa, kau sudah cepat sekali dewasa nak" ucap nor sambil mengusap kepala anaknya tersebut. "Jika aku tidak tumbuh besar kau akan kesulitan bu" laura menanggapi ucapan nor dengan sebuah lelucon.
"Menggunakan apa" tanya nor. "Taksi bu" jawab laura.
Setelah laura menjawab ibunya terjadi keheningan diantara mereka, mereka hanya sibuk dengan pikiran mereka masing- masing. Sebelum terjadi keheningan mereka sudah mengubah tempat duduk mereka ke tempat dimana nor selalu memandang keceriaan anak- anaknya. Cukup lama mereka menikmati pemandangan tersebut sambil tersenyum bahagia.
"Ibu sudah waktunya aku pergi, aku sudah memesan tiket pesawat untuk penerbangan kepusat kota jepang" ucap laura memberitahukan bahwa ia memang sudah harus pergi.
"Baiklah nak, aku bantu kau membawa barangmu" ucap nor masuk kedalam rumah diikuti oleh laura.