Kemarahan Ronan tak bisa terbendung lagi. Ia tak ingin bertemu Mirielle setidaknya untuk beberapa waktu. Sampai kemarahannya mereda barulah ia akan kembali menemui gadis itu dan menjalankan tugas seperti biasa.
Namun, lama kelamaan, rasa yang seharusnya masih bisa ia bendung itu tak juga surut dan mereda malah justru semakin menjadi.
Ronan tak ingin menyalahkan perasaan itu, karena semuanya disebabkan oleh Mirielle sendiri. Andaikan gadis itu tidak memberinya harapan dengan sikap yang berlebihan, mungkin ia juga tidak akan sampai seperti sekarang.
Ia tahu di mana posisinya.
Meski boleh sekali pun, ia tetap akan sulit untuk memiliki Mirielle karena dirinya hanyalah seorang omega.