下載應用程式
2.92% Princess Pamela / Chapter 7: Pelayan Galak

章節 7: Pelayan Galak

"Ya ampun, aku ini sedang tidak bermimpi, 'kan?" Pamela mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan.

Tak lama dia dikagetkan dengan suara seseorang yang membuka pintu.

Ceklek!

Seorang pelayan istana mulai memasuki kamarnya.

Pelayanan itu tampak kaget melihat kehadiran Pamela, yang saat ini sudah berubah menjadi Ximena.

"Tuan Putri?"

"I-iya, ada apa?!" tanya Pamela terbata-bata.

"Tuan Putri Ximena, kapan pulangnya? Saya pikir Tuan Putri, tidak akan kembali ke istana lagi!" tukas si Pelayan.

"Ah ... haha ... aku pulang dong, aku, 'kan juga rindu kamarku, dan aku juga rindu kamu!" ujar Pamela sambil tertawa begitu datar, bicaranya benar-benar asal-asalan.

Terlihat sekali jika tertawaan itu hanya dibuat-buat untuk menutupi sikap gugupnya.

"Tuan Putri, merindukan, saya?" tanya Pelayan itu mengernyitkan dahinya.

"Iya! Aku ... rindu sama kamu ...." Jawab Pamela, lagi-lagi dia memasang senyuman palsu.

Si Pelayan tampak sangat heran, tidak biasanya orang yang sejak kecil ia rawat ini bertingkah aneh. Seperti tengah berhadapan dengan orang lain.

Sedangkan Pamela sekarang bingung memikirkan nama orang yang ada di hadapannya ini.

Ximena pernah mengatakan jika dia memiliki Pelayan pribadi yang sangat dekat dengannya.

Tapi Pamela lupa bertanya siapa nama pelayan itu.

'Aduh, siapa namanya? Aku sampai lupa!' bicara Pamela di dalam hati. Wajahnya masih gugup, dan tak sadar dia menggigit kuku jarinya.

"Tuan Putri! Kenapa menggigit kuku jari!" sentak si Pelayan. Dan wanita paruh baya itu meraih tangan Pamela lalu kembali menaruhnya ke bawah.

"Me-mangnya kenapa? Aku hanya menggigit kuku jari! Apa ada yang salah?" protes Pamela.

"Tentu saja salah! Tidak boleh menggigit kuku jari seperti itu! Sebagai seorang Putri yang terhormat, tidak boleh melakukan hal yang tidak sopan!" tegas si Pelayan. Dan nada bicaranya sedikit membentak.

'Kenapa Pelayan ini jauh lebih galak dariku?'

'Ah, aku sampai lupa! Menggigit kuku juga masuk dalam pelanggaran tata kesopanan! Ximena, 'kan sudah pernah berkata kepadaku! Dan aku yakin orang yang ada dihadapanku ini benar-benar Pelayan Pribadi, yang dimkasud oleh Ximena,'

'Tetapi betapa bodohnya aku yang lupa bertanya siapa namanya! Ah ... terpaksa aku harus membuka buku panduan dari Ximena!' Secara diam-diam Pamela mulai membuka buku tebal yang sejak tadi ia peluk. Dia tahu jika Ximena sudah menulis nama si pelayan di dalam buku ini.

"Tuan Putri, sedang membaca buku apa?" tanya si Pelayan.

"Ah, aku sedang—" Pelayan itu mendekat. Dan dengan segera Pamela menutup lembaran buku itu. Dia sudah menemukan nama Pelayan yang ada di hadapannya ini.

"Camelia!" bentak Pamela.

"Em ...?" Pelayan itu menatap Pamela dengan heran.

"Benar, namamu Camelia?" tanya Pemela memastikan.

"Kenapa harus bertanya? Bukankah, Tuan Putri, sudah tahu sejak dulu, bahwa itu memang nama saya?" ujar si Pelayan, dan dia semakin bingung.

"Ah ... hahaha ... aku hanya mengetes saja!" ujar Pamela seraya menggaruk-garuk keningnya sendiri.

Lalu Camelia meraba kening Pamela.

"Tuan Putri, sakit, ya?" ucapnya.

Seketika Pamela menepis tangan si Pelayan.

"Bukankah tidak sopan, memegang kening seorang putri?" sindir Pamela kepada Pelayan itu.

"Tunggu!" Pelayanan itu menajamkan pandangannya, "sejak kapan Tuan Putri, merasa keberatan? Bahkan Tuan Putri, sudah menganggap saya seperti ibu kandung sendiri, 'kan?" tanya Camelia. "Apa jangan-jangan?" Kedua mata Camelia mendadak menyipit dengan raut mengintimidasi.

"Jangan-jangan, apa? Aku ini benar-benar, Ximena!" tegas Pamela. Ucapan itu malah semakin membuat Camelia yakin, bahwa yang ada di hadapannya ini bukanlah Ximena.

"Yah, Anda, bukankah Tuan Putri Ximena! Anda itu Penyusup, ya?" tebak si Pelayan.

"Eh! Bu-bu-bukan!" Pamela berusaha menyangkal tuduhan Pelayan itu. Namun si Pelayan yang bernama Camelia tidaklah bodoh.

Semakin Pamela menyangkal, semakin ia curiga jika ada yang disembunyikan oleh gadis yang ada di hadapannya ini.

"Cepat mengaku! Siapa kamu sebenarnya?!" desak Camellia. Rupanya Pelayan ini jauh lebih galak dari kelihatanya.

Pamela yang aslinya sangat penakut samakin tak berkutik mendengar ucapan Camellia yang bernada tinggi.

Dia benar-benar Pelayan yang sangat berbeda. Tidak seperti yang ada di film-film ala kerajaan.

Dan melihat raut ketakutan di wajah Pamela, Camellia segera mendesak Pamela agar tak dapat melawan, sampai

gadis itu mau berkata jujur.

"Katakan kepadaku! Dari mana asalmu? Apa kau dari dunia manusia?!"

"Bukan—" sangkal Pamela.

"Kalau tidak jujur aku akan menyihirmu menjadi kecoak!" ancam Camelia.

"Apa? Memangnya bisa?" tanya Pamela yang masih ragu.

Namun Camelia sudah mengubah wujudnya sendiri menjadi seekor kupu-kupu raksasa yang menakutkan.

"Pilih mana? Jujur, atau kusihir menjadi kecoak?" tanya Camelia dengan nada mengancam.

Pamela tidak mau jika Camelia benar-benar akan menyihirnya menjadi seekor kecoa. Itu adalah binatang jelek dan menjinikan menurutnya.

Tak ada pilihan lain, Pamela pun berkata jujur kepada Camellia, jika dia memang bukan Ximena. Dan kedatangannya ke negri ini berkat kesepakatan yang ia buat bersama dengan Ximena.

Tentu saja pengakuan Pamela membuat Camellia syok. Rupanya dugaannya benar. Dan gadis yang ada di hadapannya bukanlah Tuan Putri yang selama ini ia rawat.

"Lalu di mana, Tuan Putri Ximena?" tanya Camelia dengan kedua mata menajam. Sekarang dia sudah berubah menjadi manusia lagi, tetapi masih ada sayap di punggungnya.

"Ximena, ada di rumahku. Dia tidak mau berada di istana ini, dia bilang di istana ini terlalu banyak peraturan," jelas Pamela.

Camellia mengangguk paham, dia dapat mengerti jika Ximena melakukan ini.

Dia yang selama ini mendengar curhatan dari Ximena, tentang kehidupannya di istana yang sangat membosankan. Terlebih dia akan dijodohkan dengan Pangeran Drak, putra dari Ratu Marigold.

***

"Walau aku bersedih karena ditinggal pergi oleh, Tuan Putri Ximena, tetapi aku harus menghargai keutusannya ...." Gumam Camelia seraya menyeka air matanya.

"Pelayan Camelia, sedang menangis, ya?" tanya Pamela dengan polosnya.

"Ish!" Camelia memalingkan wajahnya dari Pamela. Dia tampak kesal dengan gadis itu.

Pamela juga merasakan jika Camelia tidak menyukainya. Dan dia juga merasa heran akan hal itu. Padahal penampilannya saja sudah berubah.

'Bagaiamana kalau sampai dia mengetahui wujud asliku, pasti dia jauh lebih kesal lagi dari ini!' bicara Pamela di dalam hati.

'Betapa malangnya diriku, di dunia manusia aku dibenci, masa iya di dunia antah-berantah seperti ini juga dibenci?' Pamela menundukkan kepalanya. Kemudian Camelia kembali mengagetkan Pamela dengan sentakannya.

"Hei! Kenapa melamun?" tanya Camelia dengan ketus.

"Aku—" Camelia memotong kalimat Pamela.

"Anda mulai bosan, ya?" tanya Pelayan itu.

"Tidak aku hanya—" Lagi-lagi Camelia memotong kalimat Pamela.

"Mari saya antarkan Anda, untuk jalan-jalan, Putri Palsu!" ajak Camelia.

"Hah?" Pamela tak nyaman dengan nama panggilan itu.

"Namaku Pamela. Bukan, Putri Palsu!" tegasnya.

"Ah, begitu, ya! Yasudah mari ikut saya, Putri Pamela!" ajak Pelayan itu lagi.

Nada bicaranya memang agak ketus, namun Pamela masih bersyukur ... setidaknya dia miliki teman di sini. Dan tentunya tidak akan ada lagi yang akan membully, apalagi sampai merampas uangnya jajannya.

Dan sebaliknya dia bisa diperlakukan jauh lebih baik di sini, karena semua orang menganggapnya seorang Putri.

"Kamu akan membawaku kemana, Camelia?" tanya Pamela.

"Ke taman istana!" jawab Camelia.

Bersambung ....


Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    Rank -- 推薦票 榜單
    Stone -- 推薦票

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C7
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank NO.-- 推薦票榜
    Stone -- 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄