Sejak saat itu, anak semata wayang dari sepasang kekasih yang cukup tajir tidak bisa tersenyum riang lagi. Hidupnya selalu dipenuhi kegelisahan. Terkadang hanya mimpi-mimpi aneh yang dialami oleh Yumeji saat dia tidur di malam hari.
Dia juga ingin menceritakannya dan curhat ke teman-teman sekolahnya, dia ingin teman-temannya percaya padanya, setidaknya dia menceritakan hal itu bukan maksud untuk memamerkan keanehan ini tapi, ingin mencari solusi untuk menenangkan diri.
Namun ....
Nyatanya, hal itu membuatnya cukup depresi, dan dia ditertawakan.
Sejak saat itu, Yume kurang bisa mempercayai orang lain, orang-orang yang di sekitarnya ....
Berkali-kali dia mengalami deja vu yang tidak masuk akal.
Semenjak dia pulang dari New York itu, dan hujan mengguyur kota metropolitan ini! Kejadian itu, benar-benar membekas dan tidak bisa dihapuskan dari ingatannya.
Perlahan Yumeji yang menjalani kehidupan dengan memiliki keanehan dalam mimpinya ini hanya bisa diam gelisah. Dia menjadi takut sejadi-jadinya hingga menutup matanya erat-erat saat ada sebuah gemuruh guntur dan petir yang dia dengar di sekitarnya.
Dia menjadi benci musim panas dan hujan!!
Bagi dia yang memiliki 'Fenomena Deja Vu' tersebut, musim itu adalah sebuah petaka bagi dirinya.
Demi meringankan beban anaknya itu, sang ibu yang cukup perhatian hanya bisa bilang kalau Yumeji bisa menceritakan apa yang dia alami itu padanya. Sang ibu yang di dalam ingatan Yumeji adalah orang yang sering mengomelinya dengan nada kesal kini berubah menjadi satu-satunya tempat untuk berkalbu.
****
Selama setahun terakhir, sang ayah bekerja cukup keras. Dia bahkan sering begadang dan jarang pulang tapi, dia masih menyayangi keluarganya.
Bukan maksud dia bekerja dan lupa pulang tapi, sembari bekerja, dia mengumpulkan cukup uang untuk biaya anaknya berobat atau pada orang-orang yang pintar yang sekiranya bisa menyembuhkan keanehan di dalam Yumeji. Nantinya, dia akan berencana membawa Yumeji ke Amerika karena beberapa teknologi di sana cukup maju.
Walaupun mungkin membutuhkan biaya yang besar, dia ingin sekali anak semata wayangnya itu kembali ceria seperti dulu lagi.
"...."
Beberapa bulan berlalu, dan 'Fenomena Deja Vu' yang dialami Yumeji sudah cukup jarang (frekuensinya berkurang). Mungkin itu hanya terjadi di musim panas dan ketika hujan turun saja. Tapi, beberapa kejadian juga terjadi di saat tidak hujan.
Ya, awalnya dia memang tidak mempercayainya bagaimana bisa mimpi kan menjadi nyata? Sehingga dia melupakan mimpi itu. Tapi, nyatanya kini sudah menjadi sangat kuat dan dia mulai terbiasa.
'Andaikan mimpi-mimpi mengerikan itu dapat diubah ....'
'Andaikan ada seseorang yang hadir di kehidupanku dan bisa mengubahnya ....'
Dia berharap mendapatkan seseorang yang bisa mengubah hal tersebut.
'Bukannya Tuhan pernah berkata kalau orang di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan? Apa nanti ada orang yang menjadi pasanganku dan mengubah hidupku?'
'Ketakutan ini masih terus menghantuiku ....' Setidaknya, Yumeji tidak ingin terperangkap dalam mimpi terlalu lama.
****
Di saat musim semi tiba, sang ayah mendapatkan tugas untuk mengerjakan proyek bisnis di Osaka!
[Osaka!!] Ini pasti menjadikan kesempatan untuk menghasilkan keuntungan yang besar (dari bisnis tersebut). Ayahnya yang merasa ini adalah kesempatan yang cukup bagus untuk mencari uang, maka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini!
Tapi, masalahnya dia tidak punya tempat tinggal di sana! Mungkin proyek itu akan berjalan beberapa tahun ke depan hingga selesai.
Awalnya sang ayah mencoba untuk berangkat sendirian tapi, dia tidak tega meninggalkan anak istrinya yang merupakan keluarga tersayangnya. Akhirnya, mereka mengajak keluarganya ini pindah ke Osaka.
"Rumah yang kita tinggali di Tokyo ini bagaimana? Tidak terurus lagi ...." Kata sang ibu yang mempertimbangkan rumah pembelian hasil kerja keras mereka berdua selama menikah. Tidak mungkin juga apabila mereka pindak ke Osaka lalu membeli rumah lagi di sana tapi, rumah ini yang akan dijual sebagai gantinya. Karena, biarpun cuma sebentar dalam waktu sebentar (meski cuma beberapa tahun saja) rumah itu, memiliki banyak kenangan.
"Hmm, kalau begitu kita kontrakkan saja!" seru sang ayah dengan optimis.
Sang ibu merasa ... Mungkin karena tinggal di rumah ini sehingga Yumeji mengalami hal buruk. Tapi, jika mendengar cerita yang diutarakan oleh anaknya, dia bermimpi di Amerika!?
"Hmm ...."
"Kenapa, sayang?" tanya lelaki tampan yang cukup berkarisma itu pada istrinya yang terlihat berpikir keras sampai mengerutkan dahinya.
"Ah~ tidak ada apa-apa."
****
Akhirnya mereka pun ke Osaka dalam beberapa hari ke depan. Karena Tokyo ke Osaka jaraknya jauh lebih dekat dibandingkan ke Amerika, maka mereka memutuskan untuk naik kereta saja.
Sang ayah sudah menentukan lokasi kepindahannya sebelumnya, di sana ada seorang pebisnis yang kini membuka kedai takoyaki terkenal di kota itu. Kenalannya adalah seorang pebisnis di bidang properti maka tak jarang juga dia memiliki rekomendasi tempat tinggal untuknya dengan harga termurah.
*Semua sudah diatur! Tinggal tiba di lokasi tujuan dengan selamat!
Seorang pebisnis kenalannya ayahnya Yumeji itu juga senantiasa menanti kedatangannya.
Dari Tokyo ke Osaka naik Shinkansen hanya membutuhkan waktu kurang lebih 2,9 jam sampai tiba di stasiun Osaka pusat. Untuk barang-barang perabotannya, mereka menyewa pick up dan dinaikkan ke kereta barang lalu di antarkan ke rumah yang baru.
"Nanti biar kenalanku yang urus," kata ayahnya sebelum berangkat dengan simpelnya~
Perjalanan naik kereta cukup melelahkan. Sehingga membuat kedua wanita yang ada di kanan kiri pria yang penuh kharisma ini menguap dan perlahan mereka tidur dengan lengan tangan sebagai sandarannya.
Sang ayah mengusap-usap kepala sang anak dengan lembut, berharap anaknya kan tumbuh besar dan ceria, kan menjadi satu-satunya harapannya di masa depan.
Dia teringat kembali keputusannya untuk pergi sendirian waktu itu, lantas bagaimana jika Yumeji nanti ditinggalkan ayahnya? Padahal satu-satunya orang yang dekat dengannya tidak lain ayah ibunya. Rasanya benar-benar tidak lengkap isi dunia ini tanpa kasih sayang kedua orang tuanya.
Dalam hati sang ayah pun berkata saat melihat Yumeji tidur dengan diposisikan senyenyak mungkin di pangkuannya kali, "Aku yakin, Yumeji kuat melewati kehidupan ini. Yume adalah anak semata wayang yang merupakan impian kami, Yume yang mungil ...."
'Ayah akan selalu ada di sisimu, nak. Ayah ingin menjadi orang yang paling kau andalkan, suatu saat nanti Ayah ingin menyembuhkanmu ....'
'Maafkan aku jika selama ini sibuk bekerja sehingga kau merasa kesepian ....'
'Setidaknya ibumu masih bisa menjadi tempat untuk bernaung.'
'Dan, sesungguhnya kami berdua menyayangimu, sama sekali tidak mau kehilangan dirimu ....'
'Terutama, kehilangan senyumanmu yang begitu berarti bagi kebahagiaan kami ....'
'Yumeji ....'
— 新章節待更 — 寫檢討