"Tidak akan!! Semakin kau memohon seperti itu padaku, semakin aku ingin membunuhnya secara perlahan agar ia juga merasakan sakitnya hatiku ini, Veela!" kata Raja Mammon menatap wanita yang sedang bersimpuh itu. Ia cukup kaget mendengar semua kalimat yang terucap dari bibir suaminya itu. "Anak buahku pasti sudah membunuhnya saat ini!"
"Kamu kejam, Baginda. Kamu egois," ucap Ratu Veela.
"Aku atau kamu yang kejam Veela? Kau yang mengkhianatiku dengan seorang manusia dan mempunyai anak dari manusia itu? Apa kamu menganggap aku sama dengan laki-laki dari mahluk lemah itu, huh?"
Ratu Veela menatap nanar, sangat jelas rasa benci itu tergambarkan di wajahnya. Ia bangun dan berdiri tepat di hadapan Raja Mammon. Deru napasnya terdengar sangat jelas, dan rasa hangat dari hembusan napasnya sangat terasa di kulit wajah Raja Mammon.
"Aku melakukan itu semua karena keegoisan kau, Raja Mammon. Apa pernah kau sekali saja menyentuhku di tiap malam setelah Lucifer lahir?" tanya Ratu Veela seolah memberi tekanan yang sangat jelas. "Kau mengabaikanku, kau lebih mementingkan kerajaanmu dari pada aku yang membutuhkan kehangatmu di tempat tidur." lanjutnya, kali ini ia menunjuk-nunjuk dada Raja Mammon yang mengenakan baju kerajaannya.
Ratu Veela membalikan tubuhnya, membelakangi Raja Mammon. "Jadi, apa aku salah mencari kehangatan dan perhatian laki-laki lain setelah kau mengabaikanku, Baginda? Laki-laki yang bisa memberikan aku kehangatan dan kepuasaan yang tidak pernah kau berikan setiap malam."
Raja Mammon menarik tangannya hingga menghadap dirinya, kemudian ia menekan rahangnya hingga membuat Ratu Veela meringis kesakitan.
"Kurang ajar kau, Veela. Kau benar-benar menyamakan kedudukanku sebagai raja dengan seorang manusia?" pungkasnya sangat geram. Lalu melepaskan dengan sangat kasar, sehingga ia terjatuh terduduk di lantai. "Pengawal wanita pelacur ini ke ruang tahanan. Biar dia merasakan hukuman dariku atas perbuatannya," teriak Raja Mammon memberi perintah.
"A-apa ini Baginda?"
"Baik Yang Mulia!" Kedua pengawal bergegas membawa Ratu Veela.
"Baginda ... Baginda ... anda tidak bisa memperlakukan aku seperti ini. Aku istrimu, Ratu di kerajaan ini!" kata Ratu Veela berteriak-teriak memohon ampun pada Raja Mammon.
"Ayo ikut!" sergah kedua pengawal itu memaksa Ratu Veela melangkah.
Ratu Veela mengabaikan ucapan kedua pengawal itu. "Baginda ... Baginda ... tolong maafkan saya. Tolong bebaskan saya, Baginda!" Ia terus bergeriak pada Raja Mammon. Namun sayangnya, Raja Mammon sudah tidak peduli lagi dengan Ratu Veela.
"Nikmati saja masa hukumanmu itu, Ratu Veela," gumam Raja Mammon pelan, dengan senyuman yang sangat lebar.
Ratu Veela di dorong oleh kedua pengawal setelah sampai di depan penjara. Ia terus berteriak dan meminta agar di bebaskan. Kedua pengawal itu tidak peduli dan pura-pura tuli. Ia mengunci penjara itu, dan kemudian meninggalkannya sendirian dalam kegelapan dan tidak ada udara untuk dihirup.
Ratu Veela menjalani hidup di penjara bawah tanah, terus mempertahankan kandungannya walau Raja Mammon menyuruhnya mengugurkan janin itu agar ia bisa kembali ke dalam istana.
Janin itu terus tumbuh dan tumbuh. Walau terbilang cepat, namun untuk bangsa Iblis, janin itu tumbuh kembangnya sedikit terhambat. Ya, Ratu Veela tidak nafsu makan makanan yang di berikan Raja Mammon. Ia mengetahui, makanan yang di berikan Raja Mammon mengandung obat pengugur kandungan. Ia bertahan walau hanya menenggak setetes air liur miliknya sendiri.
Bayi itu pun lahir lebih cepat dari bayi manusia, namun lebih lambat dari bayi para iblis. Bayi itu diberi nama Asmodeus. Namun, awalnya Raja Mammon tidak mengakui anak itu.
Hari pun terus berganti, Asmodeus tumbuh sebagai anak bawah tanah. Tidak mengenal siapapun kecuali ibunya. Lucifer, anak pertama Ratu Veela dari Raja Mammon, hidup enak bersama ayahnya di istana. Semua tersedia dan di layani oleh para pelayan. Dan ayahnya selalu bilang, bahwa ibunya atau Ratu Veela telah mati. Namun, suatu hari Lucifer melihat seseorang sedang menyiapkan makan untuk Asmodeus dan Ratu Veela. Rasa penasaran Lucifer membuat ia mengikuti kemana pelayan itu membawa makanan yang sudah terbungkus itu.
Pelayan yang di dampingi seorang pengawal membawa masuk kedalam suatu ruangan yang baru ia ketahui. Lucifer mengintip apa yang di lakukan pelayan dan pengawal itu di dalam sana.
"Ada apa di dalam sana?" tanya batin Lucifer sangat penasaran. Pelayan itu membuka bungkusan berisi makanan. Dan Lucifer sangat kaget saat matanya melihat ibunya masih hidup bersama seorang anak laki-laki yang tidak beda jauh usianya. "I-ibu?" ucapnya. Ada rasa kangen yang terlihat di wajah Lucifer. Sudah lama ia tidak melihat wajah ibu yang selalu ia anggap mati karena informasi dari ayahnya. "T-tapi siapa anak laki-laki itu?" Ia sangat penasaran.
"Makanlah!" ujar pelayan itu. Ratu Veela dan Asmodeus memakannya dengan lahap.
Lucifer segera bersembunyi saat pelayan dan pengawal itu telah selesai memberi makan Asmodeus dan Ratu Veela. Lucifer mengendap masuk saat pengawal ikut lengah.
Lucifer itu berdiri melihat ibunya bersama Asmodeus masih melahap makanan yang diberikan pelayan itu. Ratu Veela menyadari kehadiran Lucifer, anak pertamanya itu. "Lucifer?" Senyum Ratu Veela mengembang. Ia sangat senang melihat anak pertamanya berada di hadapannya. Ia bangun dan mendekati Lucifer. "K-kamu di sini, Nak?" Ratu Veela tidak bisa menyembunyikan perasaannya saat ia benar-benar merindukan putra sulungnya itu. Lucifer hanya terdiam.
Asmodeus melirik. "Asmodeus, lihat itu kakakmu!" ujar Ratu Veela. Asmodeus berdiri, melihat ibu dan kakaknya secara bergantian.
"Dia kakakku, bu?" tanya Asmodeus. Ia melihat perbedaan antara Lucifer dengan dirinya. Lucifer terlihat gagah, ganteng dan juga bersih. Sedangkan dirinya, begitu kumuh, kotor dan juga berbau. "T-tapi kenapa dia berbeda denganku, Bu? Kenapa kakak sangat bersih dan sedangkan aku kotor? Dan aku juga berada di dalam penjara ini!" imbuhnya. Ada rasa iri di hati Asmodeus.
"Ceritanya sangat panjang, dan semua kesalahan ibu!" ujarnya. "Lucifer, kemari, Nak. Biarkan ibu memelukmu!" ujar Ratu Veela. Lucifer tidak merespon. Ia menatap ibu dan adiknya dari kepala hingga ke kaki.
"Kenapa ibu ada di sini? Dan siapa sebenarnya anak laki-laki itu?" Akhirnya Lucifer membuka mulutnya. Mengungkapkan rasa penasarannya sedari tadi.
"Ceritanya sangat panjang, ibu mengakui kalau semua ini kesalahan ibu. Maafkan semua yang telah ibu perbuat hingga ibu harus mengorbankan kalian berdua," beber Ratu Veela bercerita. Ia benar-benar menyesal apa yang telah ia perbuat. "Dan dia adalah adikmu, Asmodeus."
Lucifer cukup terkejut mendengar pengakuan ibunya itu. "Adikku?" Ratu Veela mengangguk. Tanda meyakinkan pertanyaan Lucifer tentang Asmodeus.
"Ayo sayang, mendekat ke ibu. Ibu sangat rindu padamu, Lucifer!" ujarnya. Lucifer mendekat dan terus mendekat. Senyum Ratu Veela merekah, ia sangat bahagia bisa melihat putranya itu.
Namun, langkah Lucifer terhenti. Lengan Lucifer di tahan seseorang. "Hentikan itu Ratu Veela!" Suara lantang itu membuat Ratu Veela dan Lucifer terkejut. Asmodeus sedikit ketakutan dan memeluk ibunya itu.
****
Bersambung.