"Yah, dan tak hanya itu. Wajah tuan muda juga terlihat babak belur, aku rasa tuan muda dan tuan Dex terlibat perkelahian,"
"Ah, mengapa semua menjadi sangat rumit," balas Mozha mengusap wajah, dengan satu tarikan nafas panjang.
"Aku rasa juga demikian, dan sebenarnya sangat banyak konflik yang terjadi, namun begitu sulit untuk di ceritakan satu persatu,"
"Yah, kau tak perlu menceritakan semuanya Reberta, sepertinya aku sudah bisa menebak. Sudah pasti akan ada banyak kecemburuan, kemarahan, dan juga kekecewaan di sana," balas Mozha memijat tengkuk leher semakin pening.
Reberta kembali terdiam, sejujurnya. Perasaannya masih tak tenang, sebab terus memikirkan kejadian dua hari lalu. Dan mungkin ia bisa gila jika terus menyimpan masalah ini seorang diri.
"Reberta, aku rasa kau butuh istirahat. Kau sudah cukup banyak melamun pagi ini," ucap Mozha yang lagi-lagi buyarkan lamunan Reberta.