.
.
.
Shen Yiyi pulang dengan tangan hampa. Kepergiannya ke Chang ‘An rupanya tidak membuahkan hasil apa-apa. Panti itu sudah dijual dan berkas-berkas lama-pun dipindah ke tempat yang baru oleh pemiliknya. Apakah memang sebegitu sulitnya untuk membongkar kejahatan Shen Ara? Batin Shen Yiyi sembari menahan sesak di dadanya.
“Nona, setelah ini. Anda mau kemana? Apakah kita langsung pulang ke Kediaman Shen ataukah…,” tanya sopir Ding.
“Em, aku ingin ke kedai Rainbow. Antarkan aku kesana,” ucap Shen Yiyi.
Mobil itu memang sudah berada di jalanan menuju kota S. Sopir Ding langsung membelokkan mobil mereka ke jalan utama Huansang, karena jalan itu adalah lebih dekat untuk menuju ke kedai itu.
Hingga akhirnya, tidak lebih dari satu jam, mobil itu-pun berhenti ditepian jalan, tepat di depan sebuah kedai yang tampak lumayan besar.
“Nona, kita sudah sampai,” kata sopir Ding.
“Hm.”