.
.
.
Beberapa hidangan lezat telah disiapkan oleh Shen Yiyi dalam waktu 1 jam. Ada dumpling, dimsum, bebek panggang, dan aneka sayuran hijau yang ia masak dengan bumbu saus tiram. Semuanya tampak begitu enak dan menggugah selera. Bahkan, Shen Yiyi sendiri merasa tidak tahan untuk memakannya.
“Tuan Mu, apakah anda belum mau makan?” tanya Shen Yiyi di depan meja yang sudah penuh dengan makanan itu.
Mu Shenan sedang sibuk. Tiba-tiba asisten Bai datang membawa berita tentang masalah yang terjadi di proyek pengembangan kawasan yang mereka kelola di Jangli. Sehingga Mu Shenan tidak bisa untuk menunda masalah itu.
“Kau makanlah,” sahut Mu Shenan.
Benarkah? Mata Shen Yiyi berbinar. Sebenarnya, dia juga sedih mendengar ada masalah dengan proyek di Jangli. Tetapi perutnya juga tidak bisa berkompromi lagi dengan semua hidangan yang memang ia masak menurut seleranya.