下載應用程式
73.33% Survive in Doomsday / Chapter 11: BAB 11 - Menitipkan Gavin

章節 11: BAB 11 - Menitipkan Gavin

Bagas mengantarkan mereka pulang sampai rumah dan Novita menawarinya untuk mampir sebentar, namun dia menolaknya karena ada pekerjaan yang harus dilakukan. Sebelum pergi Novita memberinya roti yang dibuat tadi pagi dan Gavin memintanya untuk berkunjung lebih sering.

"Gavin, apakah kamu suka Paman Bagas?" tanya Novita sambil membantunya melepaskan seragam sekolah.

"Aku suka, Paman sangat baik dan sering membelikanku makanan," jawab Gavin polos dengan senyum cerah.

"Bukankah ibu sudah bilang supaya tidak menerima barang pemberian orang lain?" Novita melototinya dan mengetuk dahi kecilnya.

"Tapi Paman Bagas berbeda, dia tidak terlihat seperti orang jahat." Gavin menyentuh dahinya dan suaranya menjadi lebih kecil. "Jika dia berperilaku buruk pasti ibu akan memukulnya, kan?"

"Dasar bocah ini!" Dengan kesal Novita menjewer telinga Gavin kemudian menepuk bahunya supaya pergi ke kamar mandi. "Cepat mandi sana!"

"Okay!" Gavin mendekati kamar mandi sambil berlari dan tidak menghiraukan peringatan ibunya.

"Jangan berlari!"

Novita hanya bisa menggelengkan kepalanya dan menghela napas, dia berjalan menuju dapur kemudian mengambil celemek. Dia akan sup ikan karena itu adalah makanan kesukaan Gavin. Sejak kecil Novita telah mengajarinya untuk makan lebih banyak seafood karena itu mengandung omega 3 dan baik untuk kesehatannya.

Selama menunggu hidangannya matang, Novita memikirkan lagi tawaran Bagas untuk membiarkan Gavin menginap di rumahnya. Hari ini siftnya akan mulai berubah dan tidak tahu sampai kapan mendapatkan sift paginya kembali. Lagipula rumah Bagas tidak terlalu jauh dari tempatnya bekerja dan bisa mengunjungi Gavin kapan saja.

Jika pria itu berani macam-macam dengan putranya maka dia akan memukulnya!

Jangan meremehkan Novita meskipun dia terlihat seperti wanita yang lemah, sebenarnya dia adalah pemegang sabuk hitam pencak silat dan sering mengikuti kompetisi. Hanya saja dia jarang berlatih lagi setelah menikah karena fokus membesarkan putranya dan mencari pekerjaan.

"Ibu di mana handukku?" seru Gavin dari kamar mandi.

Novita melepaskan celemeknya kemudian mengambil handuk Gavin yang tersampir di sofa. "Ini," katanya sambil membuka pintu kamar mandi.

"Terima kasih, bu." Dengan cepat Gavin mengosok tubuhnya dengan handuk.

"Ambil pakaianmu sendiri di kamar karena ibu masih harus memasak." Novita membalikan tubuhnya dan pergi menuju dapur, dia tidak bisa meninggalkan masakannya terlalu lama.

Gavin menganggukan kepalanya patuh, anak sekecil itu sudah diajari Novita untuk mandiri supaya dia tidak terlalu bergantung padanya. Hanya saja sudah sifat alaminya untuk bermanja-manja dengan ibunya karena dia adalah satu-satunya orang tuanya. Gavin tidak tahu siapa ayahnya karena ibunya tidak pernah memberitahunya.

"Gavin makanannya sudah siap!" seru Novita dan memanggil putranya.

Gavin keluar dari kamar dengan baju berlengan pendek yang memiliki gambar logo superman, celananya berwarna biru di atas lutut dan rambutnya sedikit berantakan. Dia menggeser bangku kecil menuju wastafel supaya bisa mencuci tangannya, setelah itu dia pergi ke meja makan.

"Ibu aku ingin tambah telur." Gavin tidak bisa menggapai piring yang berisi telur dan meminta bantuan ibunya.

"Ini." Novita menggeser piring itu kemudian menatap Gavin yang sedang makan. "Gavin," panggilnya lembut.

"Ada apa bu?" tanyanya setelah menelan makanannya.

"Apakah kamu ingin menginap di rumah Paman Bagas?" ujar Novita dengan suara hati-hati.

"Paman Bagas?" Gavin terlihat berpikir kemudian menganggukan kepalanya. "Jika paman tidak keberatan aku ingin menginap di rumahnya."

Novita menghela napas lega kemudian mengelus kepalanya. "Malam ini kamu menginap di rumah Paman ya, ibu harus pergi bekerja sehingga tidak bisa menemanimu."

Gavin menurunkan sendoknya dan menatap ibunya. "Bukankah ibu bekerja dari pagi sampai sore? Kenapa malam-malam masih harus bekerja?" tanyanya bingung.

"Tempat ibu bekerja mulai hari ini akan buka 24 jam dan bos memintaku untuk bekerja saat malam sampai menemukan karyawan baru. Jadi ibu tidak memiliki pilihan lain dan membiarkanmu menginap di rumah Paman Bagas untuk sementara," jelas Novita pelan-pelan supaya Gavin bisa mengerti.

"Tapi aku tidak bisa tidur tanpa ibu." Gavin meraih lengan ibunya dan mata besarnya mulai berair. "Jangan meninggalkanku."

Novita menghela napas panjang kemudian memeluk Gavin dengan erat. "Ibu juga tidak ingin meninggalkanmu tapi ini hanya untuk sementara saja."

"Gavin." Novita melepaskan pelukannya kemudian menangkupkan wajah putranya. "Ibu melakukan semua ini untuk kita, jika ibu pergi bekerja maka bisa membayar biaya sekolah dan kebutuhan hidup kita. Jadi ibu mohon tahan saja untuk sebentar, okey?"

Mulut Gavin sedikit gemetar dan perlahan air matanya jatuh. "Baik, Gavin akan menuruti perkataan ibu."

Novita menghapus air mata putranya kemudian mendaratkan ciuman pada kedua matanya secara bergantian. "Ibu sangat menyayangimu."

"Gavin juga menyayangi ibu."

oOo

Ting Tong Ting Tong

Bayu mengangkat kepalanya ketika mendengar suara bel, dia segera berdiri dari sofa kemudian berjalan mendekati pintu. Sebelum membukanya dia mengintip dulu lewat lubang kecil pada pintu dan alangkah terkejutnya ketika melihat siapa yang di luar sana.

"Kenapa dia di sini?" Bayu sangat terkejut karena di luar sana adalah Novita dan putranya.

Dengan cepat dia berlari menuju kamar Bagas tapi tidak menemukan keberadaannya, ketika mendengar suara air dia menebak bahwa Bagas berada di kamar mandi. Jadi Bayu mendobrak pintunya dengan kasar dan melihat tubuh Bagas telanjang bulat karena dia sedang mandi.

"Apa yang kau lakukan?!?!?" seru Bagas marah sambil menutupi organ pentingnya.

"Novita ada di sini!" ujar Bayu panik dengan napas terengah-rengah.

"Apa?" Bagas terkejut dengan berita tersebut namun segera ingat bahwa dia telah menawarinya untuk membiarkan Gavin menginap di rumahnya.

"Cepat buka pintunya!" Bayu melemparkan handuk pada Bagas kemudian berbalik meninggalkannya.

Bagas mengosok tubuhnya dengan handuk kemudian mengenakan pakaiannya dengan cepat, setelah itu dia keluar dari kamar mandi. Dari sudut matanya dia bisa melihat Bayu sedang bersembunyi di kamarnya dan mengejeknya pengecut di dalam hati. Istri dan putranya sekarang sudah muncul tapi dia tidak berani menghadapinya.

Klek.

"Maaf aku lama membuka pintunya karena sedang mandi," ujar Bagas pertama kali ketika membuka pintu.

"Tidak apa-apa, aku harus minta maaf karena tidak menghubungimu dulu," balas Novita dengan senyum penuh pengertian. "Apakah tawaranmu tadi masih berlaku? Mulai hari ini aku akan bekerja saat sift malam."

"Tentu, kau bisa mempercayakan Gavin padaku." Bagas membuka pintunya lebih lebar. "Ayo masuk!"

Novita menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecut. "Sebentar lagi aku harus bekerja." Dia menepuk kepala putranya kemudian mendorongnya pelan mendekati Bagas. "Aku titip Gavin padamu ya."

Gavin meraih tangan ibunya dan enggan melepaskannya.

"Sayang ini hanya untuk sementara saja, besok pagi ibu akan menjemputmu pulang." Novita berlutut di depan putranya kemudian mendaratkan ciuman pada dahinya. "Tinggallah bersama Paman Bagas dan jangan merepotkannya, ya?"

"Gavin mengerti."

-TBC-


Load failed, please RETRY

每周推薦票狀態

Rank -- 推薦票 榜單
Stone -- 推薦票

批量訂閱

目錄

顯示選項

背景

EoMt的

大小

章評

寫檢討 閱讀狀態: C11
無法發佈。請再試一次
  • 寫作品質
  • 更新的穩定性
  • 故事發展
  • 人物形象設計
  • 世界背景

總分 0.0

評論發佈成功! 閱讀更多評論
用推薦票投票
Rank NO.-- 推薦票榜
Stone -- 推薦票
舉報不當內容
錯誤提示

舉報暴力內容

段落註釋

登錄