"Emily, Emily."
Hans memanggil nama Emily tetapi diabaikan oleh Emily begitu saja. Kini Hans sangat marah dengan dirinya sendiri.
"Ahhh... Kenapa gua sebodoh ini si? Kenapa aku sampai melakukan hal sedalam ini sama Emily? Kalo Nenek dan Mamah tau tentang ini semua, pasti mereka marah banget sama aku," pikir Hans.
Setelah itu Hans memutuskan untuk pulang ke rumah. Hans mau menenangkan dirinya sendiri. Karena keberadaan Hans di sana juga tidak bisa mengubah apapun. Apalagi saat ini Emily juga sedang marah dengan Hans.
******
Malam ini Aleysa sedang duduk di taman yang berada dibelakang rumah Hans. Aleysa sedang memikirkan banyak hal. Hans yang belum juga pulang ke rumah dan dia pergi dalam keadaan marah dengan Catline. Begitu juga dengan Catline yang belum bisa di temukan sampai saat ini.
"Dek. Kamu kemana si dek? Kenapa kamu tega tinggalin kakak sendirian di sini? Sekarang kakak di sini benar-benar sendirian. Karena Hans juga ga tau pergi kemana," ucap Aleysa di dalam hatinya.
Tidak lama kemudian terdengar suara seorang wanita yang memanggil nama Aleysa. Dia adalah Catline yang baru saja kembali ke rumah Hans.
"Kak Aleysa."
Aleysa langsung menengok ke arah suara. Kemudian setelah itu Aleysa langsung menghampiri Catline dan memeluknya dengan sangat erat.
"Catline. Ya ampun dek. Akhirnya kamu pulang juga. Kakak khawatir banget tau ga sama kamu. Kamu kemana aja si dek?"
"Iya kak maaf kalo aku udah buat kakak khawatir. Aku janji, aku ga akan tinggalin kakak lagi sendirian di sini."
"Kamu janji ya?"
"Iya, aku janji."
Tiba-tiba saja Catline teringat dengan seorang pria yang sudah berhasil menemuinya di taman tadi.
"Oh iya kak. Apa kak Aleysa kenal sama kak Ershad? Dia itu sebenarnya siapa si kak? Kenapa dia bisa kenal kakak? Dan dia juga bisa kenal sama aku?"
"Ohh Ershad. Sini duduk dulu. Biar kakak ceritain semuanya ke kamu."
"Iya kak."
Aleysa dan Catline duduk di taman berduaan sampai Aleysa menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya dan juga Ershad tadi siang. Hingga akhirnya kenapa Ershad bisa mengenal Aleysa dan Catline. Bahkan dia sudah berhasil menemukan Catline dan membawanya pulang ke rumah.
"— jadi gitu ceritanya dek."
"Ya ampun. Aneh banget ya orang itu. Kenapa tiba-tiba dia bisa berubah jadi baik? Dan kakak kenapa si bisa langsung percaya aja sama orang lain? Kalo kakak di jahatin sama dia gimana?"
"Ga baik berprasangka buruk seperti itu. Lagipula Ershad kan udah xerktai di semuanya ke kakak kenapa dia bisa berbuat seperti itu."
"Ya iya si."
Ketika Aleysa dan Catline sedang berbicara berdua, tiba-tiba saja terdengar suara mobil yang masuk ke dalam rumah. Aleysa sangat hafal jika suara mobil itu adalah suara mobil milik Hans. Aleysa langsung pergi meninggalkan Catline begitu saja. Karena sebenarnya Aleysa juga sangat mengkhawatirkan keadaan Hans kali ini.
"Itu kayanya suara mobilnya Hans deh. Kalo gitu kakak mau samperin dia dulu ya dek."
"Aduh kak Aleysa itu kenapa si? Masih aja peduli sama kak Hans. Udah lah biarin aja dia mau pulang tau engga. Dia juga ga akan peduli sama kakak kan."
"Catline. Ga baik ah kamu bicara seperti itu. Biar bagaimana pun kak Hans kan masih tetap menjadi suami sah kakak. Udah, kamu masuk sekarang. Kakak udah masakin makanan kesukaan kamu."
"Iya kak."
Percuma juga Catline mau bicara apa kepada Aleysa tentang Hans. Sudah pasti Aleysa akan tetap membela Hans walaupun Hans sudah sering menyakitinya. Lagi-lagi dengan alasan karena Hans adalah suami sahnya sehingga Aleysa harus tetap menghormati Hans. Akhirnya Catline memilih untuk diam dan masuk ke dalam rumah. Sedangkan Aleysa pergi menghampiri Hans yang baru saja tiba di rumah.
"Hans. Akhirnya kamu pulang juga."
"Udah lah kamu ga usah banyak bicara. Aku capek tau ga."
Aleysa sudah berusaha untuk bersikap baik dan sopan di depan Hans, tetapi tetap saja sikap Hans kepada Aleysa tidak berubah. Dia begitu sangat dingin kepada Aleysa. Hans justru meninggalkan Aleysa begitu saja.
"Hans. Ternyata dia masih belum bisa membuka hatinya sedikit aja sama aku. Bahkan sepertinya Hans emang benar-benar sangat membenci aku. Ga ada rasa sayang sedikig pun di dalam hatinya," ucap Aleysa di dalam hatinya hingga akhirnya tidak tersadar jika air mata sudah jatuh di atas kedua pipinya. Setrlsb itu Aleysa masuk ke dalam rumah juga.
******
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Semua orang yang ada di rumah Hans sudah berkumpul untuk makan malam. Kecuali Hans. Dia tidak keluar dari dalam kamarnya sejak dia pulang ke rumah.
"Aleysa. Hans kemana itu? Kenapa dia ga ikut makan malam sama kita? Apa dia belum pulang ke rumah?" tanya Neneknya.
"Engga. Hans udah pulang ke rumah kok Nek. Tapi kayanya Hans kecapekan. Mungkin dia ketiduran di dala kamar."
"Oh seperti itu. Yaudah kalo gitu. Di lanjut semuanya makan malam."
"Iya Nek."
Akhirnya semua orang yang ada di sana melanjutkan makan malam mereka. Karena tidak mungkin juga hanya gara-gara Hans tidak ada, semuanya tidak bisa makan malam. Aleysa sebagai istri yang sangat perhatian dengan suaminya langsung menyiapkan makan malam untuk Hans. Aleysa membawakan makanannya ke dalam kamar supaya Hans bisa makan juga dan tidak sakit. Karena yang Aleysa tahu Hans baru saja pulang kerja. Sehingga Hans kelelahan. Padahal kenyataannya Hans habis berdua-duaan dengan Emily. Bahkan mereka berdua tidur bareng di Apartement.
*****
Sedangkan di dalam kamar, Hans sedang memikirkan apa yang sudah terjadi antara dirinya dan Emily. Hans merasa takut walaupun sebenarnya dia sangat mencintai Emily. Hans takut membuat Nenek, Mamah dan adiknya marah karena perbuatannya yang sudah membuat malu keluarga. Bahkan Hans juga merasa bersalah karena sudah mengkhianati Aleysa sebagai istrinya. Karena selama menikah, Hans tidak pernah satu kasur dengan Aleysa. Tetapi Hans justru satu kasur dengan Emily. Apalagi sikap Aleysa yang selalu baik kepadanya membuat Hans merasa kasihan dengan Aleysa.
"Apa iya kalo tadi itu aku dan Emily sudah melakukan hal sedalam itu? Iya aku emang ingat kalo kita berdua itu sedang berduaan di dalam Apartement. Tapi aku ga ingat kalo aku melakukan itu semua. Aku juga ga yakin kalo aku mrlskuksny itu semua sama Emily," pikir Hans di dalam hatinya.
Ketika Hans sedang melamun, tiba-tiba saja ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
Tok... Tok... Tok...
"Masuk," jawab Hans sambil berteriak.
Ternyata yang datang ke kamar Hans adalah Aleysa. Istrinya sendiri. Dia masuk ke dalam kamar Hans karena ingin membawakan sepiring nasi supaya Hans bisa makan di dalam kamar.
-TBC-