"Ya, tapi dia pernah mengancamku kalau aku terlepas darinya, maka aku akan dibunuh. Aku memilih untuk tetap berkomunikasi dengan dia agar ancaman itu tidak benar-benar dilakukan," balasku. Meski dia Papa tiriku, tapi aku harus tetap menghormatinya, bukan? Aku tahu aku bisa melepaskan diri darinya, dan pergi menjauh dari orang itu. Hanya saja, Papa selalu mengingatkan aku, kalau aku berani pergi jauh dari dia, maka nyawaku yang akan dia incar. Aku tidak tahu apa alasan Papa sampai mempertahankan aku, padahal aku sudah tidak sesehat dulu.
"Dia mengancammu?" tanya Tuan Takigawa. Aku mengangguk.
"Berulang kali Papa memperingati aku. Mau tak mau aku tetap berkomunikasi dengan dia meski terkadang jarakku dengannya cukup jauh dan aku pernah tidak berhubungan dengan Papa selama satu bulan lebih," jawabku.
"Kapan itu terjadi?"