Pada akhirnya Fatimah mengalah dan ikut makan siang bersama Ali dan Fatih, entah kenapa kedua orang itu begitu kompak memaksa Fatimah untuk makan siang bersama. Padahal keduanya baru 3 kali bertemu, tapi mereka begitu kompak dan sangat akrab.
Fatimah mendengus sebal, bagaimana tidak? Sejak awal ia masuk ke restoran sampai selesai makan, Fatih terus saja berbicara dengan Ali dan mengabaikan dirinya. Padahal biasanya anak itu selalu mengutamakan dia, jelas sekali jika Fatimah cemburu pada orang asing itu.
Walaupun begitu, ada satu hal yang membuat Fatimah merasa sakit di bagian relung hatinya. Pemandangan dimana Ali menyayangi Fatih begitu jelas terlihat, tatapannya penuh cinta dan sangat dalam. Seketika Fatimah membayangkan jika Ali yang ada di hadapannya itu adalah Ali yang menjadi ayah kandung Fatih, tanpa sadar air matanya menetes karna hal itu.