"Aku jadi berpikir apa Max perlu memeriksakan matanya yang berkabut hingga membuatnya tidak bisa melihatmu yang ala kadarnya ini dengan jelas? Ck, benar-benar penurunan kualitas."
Mendengar serentetan sindiran dan cacian membuat Marigold menarik nafas dengan gemetar. Tekanan hati terasa berat, terus menyerangnya tanpa ampun. Jika serangan itu secara fisik, mungkin Marigold bisa membalas menyerang serta menjatuhkan lawannya. Tetapi ini adalah serangan verbal. Meskipun Marigold sudah kenyang dengan ejekan dan olokan di masa sekolahnya dulu, tetap saja hatinya terasa sesak ingin meledak.
Marigold memandang nanar Tuan Martin si algojo yang seolah menghakiminya dengan kemunculan beraneka ragam coklat, juga para siluman yaitu para istri yang memandangnya dengan iri karena dirinya lebih diperhatikan oleh tuan milyader. Ck, memang cocok sebutan panggilan itu untuk mereka semua yang berhati jahat. Sialan! Ini namanya hadiah pembawa petaka.