Dipeluknya tubuh yang rapuh meluruh itu. Tubuh mungil yang dulu menjadi dekapan favoritnya. Menjadi penenang kala ia sedang dilanda masalah.
Bahu Clara bergetar hebat mendengar perkataan telak Saga. Pria itu sudah menutup hati untuknya. Harapannya mengajak Saga mengulang kisah mereka dari awal menemui titik hampa. Meski begitu, Clara merasakan kehangatan menerpanya ketika dengan cepat Saga memeluknya erat. Ia balas pelukan pria itu, pria favoritnya, kesukaannya, dulu hingga kini.
Tubuhnya yang mungil membuat Clara bertabrakan langsung dengan dada bidang Saga. Ah iya, lama tak berjumpa, mantannya ini semakin tumbuh menjulang. Sementara dirinya tetap mungil dan pendek sedari dulu.
Tangisannya belum reda. Pelukan Saga juga. Angin sore turut menyembilukan perjumpaan kedua insan yang dilanda perasaan kalut, kecewa, sedih, rindu, cinta, ah- entah seperti apa bentuknya. Rooftop menjadi latarnya, senja menjadi saksinya.
Tapi mau bagaimana lagi? Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mencintai siapa dan dicintai siapa.