Yena menghela napas lesu.
"Maafkan aku. Aku benar-benar membawa masalah besar untuk kalian." Yena berpikir keras. Memang, selama ini dia hanya membawa bencana bagi orang-orang di sekitarnya.
"Ibu tidak bermaksud menyalahkanmu." Mila mendesah pelan.
"Tidak papa. Ini memang salahku. Aku janji setelah ini aku akan berusaha tidak merepotkan siapa pun."
Anak dan Ibu itu hening. Sampai Joe keluar bersama dengan Sagara yang menangis.
"Dia mungkin lapar."
Yena bangkit dan beranjak ke kamarnya. Suijin terus membuntutinya. Ekspresinya tampak tak bersemangat. Ia seolah bisa merasakan suasana hati ibunya saat ini.
Yena menyusui bayi-bayi kecil. Suijin duduk di sampingnya. Ia mencolek-colek pipi Yena dan tersenyum untuk mengiburnya.
Yena merasa hatinya kembali lega melihat senyum tulus anak itu.
"Ibu baik-baik saja. Semoga saja Kak Rumi cepat ditemukan. Jika sampai terjadi sesuatu dengannya, Ibu tidak tahu harus bagaimana."