Deki yang melihat tangannya lebih tepatnya lengannya yang berdarah hanya bisa termenung, mimpi kenapa bisa kenyataan. rasa perih mulai terasa, luka sabetan itu lumayan dalam.
"Pak, kita bawa ke rumah sakit saja pak, saya rasa luka itu, luka sabetan dan tidak akan bisa hanya memakai obat saja." sekretaris Deki melihat jelas jika luka bosnya mengangga dan darah terus mengalir.
Deki hanya mengerang kesakitan, dia tidak bisa berkata apapun lagi, dia sudah benar-benar ke sakitan. Sekretaris Deki membopong Deki dan membawa Deki perlahan ke luar. Di luar semua orang melihat Deki yang terluka. mereka heran kenapa bosnya bisa terluka di ruang kerjanya.
"Kalian, cepat bersihkan segera ruangan bos dan sampai bersih dan jangan ada noda darah sedikitpun." Sekretaris Deki memerintahkan OB yang kebetulan lewat di depannya.