Bram masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Diman. Lepaskan dia, apa bisa? Sepertinya tidak bisa dan aku tidak mampu lepaskan dia hanya karena masa lalu kelamku pikir Bram yang duduk terdiam di kantornya.
Bram yang sudah pulang dari rumah sakit hatinya makin tercubit karena perkataan Diman yang memintanya hal yang tersulit. Bram geleng kepala dia tidak akan meninggalkan dan lepaskan Nona apapun yang terjadi walaupun nanti dia akan meninggal nantinya.
"Aku akan berusaha mendekati Nona, aku akan menikahi dia dan akan menjadikan dia istriku, aku tidak mau masa lalu kelamku membuat masa depanku kelam juga," gumam Bram yang mengepalkan tangannya.
Bram mengambil ponsel dan menelpon Nona, dia ingin bertemu dengan Nona, dia akan membuat Nona terkesan dengannya terlepas Nona tahu atau tidak kelakuannya, dia akan terus mendekatinya.
Tut ... tut ...