Tak berselang lama, terdengar suara deru mobil yang datang ke pelataran restoran tempat Andine berada. Wanita itu mengangkat wajah dan segera mengusap air mata yang mengalir di kedua pipi, bagaimanapun juga ia tak boleh terlihat lemah di hadapan sang suami.
Seorang lelaki bertubuh tinggi melangkah keluar dari mobil yang terparkir secara asal, ia sedikit berlari menuju ke arah bangunan resto tersebut. Raut wajahnya tampak panik, tak dapat dipungkiri bahwa lelaki itu memang sedang merasakan cemas.
Cemas akan keberadaan sang istri yang sejak sore ia cari-cari.
"Andine!" Pria itu berseru setibanya di depan meja sang istri, napasnya naik turun dengan jantung berdegup kencang. Kini ia bisa bernapas lega, sebab sosok yang sejak tadi mengusik isi kepala kini hadir di hadapannya. Tengah diam melamun seorang diri, entah sedang apa yang dipikirkannya.