Sophia termenung mendengar ucapan dari Portgas, bagaimana pun apa yang pria itu ucapkan adalah benar. Tidak seharusnya dia takut dibenci oleh teman-temannya, karena orang yang benar-benar menganggapnya teman pasti akan menerima dirinya dengan apa adanya. Tidak ada sahabat yang akan mengatakan hal yang buruk mengenai sahabatnya. Mereka pasti menerima dirinya apa adanya.
Hal itu juga bisa dimanfaatkan oleh Sophia sebagai pembuktian untuk melihat siapa sosok yang memang benar-benar mau menjalin hubungan pertemanan dengan dirinya. Meskipun rasa takut tetap saja menghampiri, terlebih hatinya masih merasa berat jika harus melepaskan Rosie, Bianca, Erick, Andrew, juga rekan-rekannya yang lain, tetapi Sophia merasa dirinya tak punya pilihan lain. Untuk apa bertahan dengan seorang teman yang tidak mau menerima kekurangannya? Toh, pada akhirnya bukan Sophia yang menentukan. Tetapi mereka lah yang memilih akan tetap menjaga hubungan pertemanan atau justru beralih membenci dirinya.