"Amanda Lazarus," panggil pria itu.
"Siapa kau?" tanya Amanda dengan nada takut dan gemetar.
"Kau bertanya siapa aku? Mengapa kebanyakan hal seperti itu?" hardik pria itu dengan suara rendahnya.
"Apa maksudmu?" cecar Amanda.
"Jangan takut, Sayang. Kita hanya akan bersenang-senang," ujar pria itu.
Amanda berjalan mundur perlahan. Dia merasakan kakinya yang bergetar hebat dan jantungnya yang berdetak kencang. Air matanya mulai luruh setitik demi setitik.
"Ya, Tuhan. Apa ini? Yoona menjebakku? Fabio ... kumohon tolong aku," lirih Amanda dalam hatinya.
"Mengapa kau berjalan mundur, Sayang. Bukankah seharusnya kau maju dan melayaniku?" kata Zain.
"Berhenti, Tuan. Tolong berhenti," ujar Amanda.
"Berhenti? Kau menyuruhku berhenti? Tidak, Sayang Kita sudah di sini. Mana mungkin aku bisa berhenti begitu saja?" Zain sudah sangat bernafsu.