Sardi terhuyung mundur. Ia berusaha bertumpu pada kursi di belakangnya. Kepalanya yang masih terasa berat dan lututnya yang patah, meski sudah diobati, tetap menghambat geraknya.
Ia tak bisa lari lagi. Matanya nyalang menatap tiga makhluk aneh di hadapannya. Meskipun ketiga makhluk itu tidak sedang memperhatikannya.
Salah satu dari mereka yang sepertinya berjenis laki-laki, tampak marah. Sayapnya mengembang dan mengepak sesekali, menunjukkan seberapa marahnya ia. Dia menunjuk pada makhluk lain yang sama besarnya, sepertinya jenis perempuan, yang tadi membawa Sardi ke rumah ini.
"Apa yang telah kamu lakukan? Kenapa kamu bawa dia ke sini?" bentaknya.
"Ma ... maaf," ucap si perempuan lirih. "Aku ... aku hanya mau mengobatinya saja. Aku sudah berusaha tak terlihat oleh siapapun. Hari kan masih gelap. Aku ...."