Dia mau membawaku ke mana?
Sepanjang perjalanan, Vanessa terus bertanya dalam hati, ia tak tahu ke mana Storm akan membawanya. Mereka berjalan di sekitar rumah, menuju kediaman utama yang juga digunakan sebagai markas besar.
Tatapan pun terus mendarat pada keduanya, karena saat ini, Storm memegang tangannya, dan Vanessa tahu apa yang ada dalam pikiran orang-orang itu.
Akan tetapi, hubungan mereka tidak seperti yang mereka pikirkan. Storm tidak mencintainya, dan tidak akan pernah.
"Bisakah kau melepaskan tanganku?" pinta Vanessa.
Storm menghentikan langkah, memutat kepalanya menatap wanita yang ada di belakangnya.
"Apa aku berjalan terlalu cepat?" tanya Storm.
Vanessa menunduk, menatap ke arah samping. Sampai sejauh ini, ia masih bisa mengikuti kecepatan Storm. Yang ada permasalahannya, ia gugup dan mungkin tangannya basah. Itu sangat memalukan!
Ia tak ingin Storm melihat sisinya yang jelek.