"Apa yang kau pikirkan Sayang?" Wanita berkulit hitam manis itu membelai halus wajah Dany.
Dany menatap datar dan dingin, ia bisa menghabiskan waktu dan malam dengan siapa pun, tetapi jauh dari lubuk hatinya, hanya ada satu wanita yang terpatri.
Kata setia memang tidak terlalu tepat untuk pria seperti Dany, tetapi ia memiliki komitmen yang tidak bisa diubah oleh siapa pun. Ia selalu serius dalam pilihan hidupnya.
"Sayang," wanita itu menarik lembut dagu Dany, kini tatapan keduanya saling bertemu.
Dany menatap dengan mengoreksi, tak ada cacat dari wanita yang menemaninya itu. Wanita itu memiliki senyum manis, dan kulit eksotis yang ia sukai.
"Maafkan aku Sayang," Dany menarik helai rambut wanita itu, mencium aromanya yang segar dan manis.
"Kau datang ke sini untuk menyembuhkan patah hatimu, kan?" tebak wanita tersebut, seolah ia sudah sering melayani customer dengan keluhan yang sama.
Dany tersenyum miring, ujung jarinya memegang bibir padat dan seksi wanita tersebut.