"Siapa anak itu?" Hide bersembunyi, memerhatikan orang-orang itu dari jarak aman.
Jelas terlihat bahwa orang-orang itu adalah warga desa. Namun yang menjadi perhatian Hide saat ini adalah para pria yang memegang pistol itu. Dari jenisnya, ia rasa tidak mungkin warga desa bisa memilikinya.
Ini sangat mencurigakan, pikir Hide.
"Hentikan!" Tetua desa maju selangkah.
Yang dikatakan oleh cucunya benar, orang yang tak bisa melindungi harga dirinya dan desa adalah pecundang. Dan kata itu sangat tepat untuknya.
"Hentikan!" pekik Tetua karena pria itu tidak mendengarkannya.
Bawahan Green itu terus menembak ke arah Rin, sampai punggung bocah itu menghilang ke dalam rimbunnya hutan.
"Dengarkan aku Pak Tua!" Pria itu menatap penuh intimidasi. "Tuan Green tidak ingin kesalahan seperti ini terulang lagi. Kau pasti tahu apa yang akan terjadi jika kau dan wargamu melanggarnya. Paham?!"