Prang!
Sendok yang dipegang Sato terjatuh, membuat tatapan mengarah padanya.
"Ada apa? Kau baik-baik saja, kan?" tanya rekannya.
Sato tersenyum tipis, meski dalam hati, ia benar-benar terguncang dengan ucapan Greta.
"Kau tidak boleh seperti itu, Greta. Ingat, usiamu bukan usia remaja lagi. Kau harus mencari pasangan hidup." Maria berkomentar.
Sementara Sato, ia menganggukan kepala. Mengiyakan ucapan Maria. Dan untuk pertama kalinya, ia setuju dengan Maria.
"Menikah itu tidak seburuk yang kau bayangkan, Greta," timpal Anna.
Baik Anna dan Maria, keduanya sangat paham situasi Greta. Wanita itu tidak bisa memercayai pria dan menganggap pria sama berengseknya dengan ayahnya. Namun sampai kapan Greta akan seperti itu?
"Ya betul itu. Kau bisa melihat bagaimana kehidupan Anna. Suaminya kaya, baik, dan—"
"Aku percaya tidak semua pria itu berengsek. Tapi kalau pun ada, itu hanya 1 banding seribu," tandas Greta.
Prang!