Rania mulai membuka mata saat pintu kamar tempat ia di rawat tertutup kembali. Dan memastikan Boy dan Johan sudah pergi dari sana.
"Yang aku lihat benar-benar sesuatu yang sulit di lupakan," katanya dalam hening.
"Aku juga bingung tentang perasaan ini, boy. Aku sakit melihatmu dengan pacarmu. Padahal jelas-jelas aku tahu kamu menikah dengan ku secara terpaksa," ucap Rania dengan nada pelan dalam isak tangisnya.
"Kamu begitu karena ada anak ini di rahimku, tenang saja setelah aku melahirkan anak ini aku akan memberimu kebebasan," janji Rania.
***
Boy yang tadinya berasa lapar kini dia tak lagi napsu makan. Dia ingin sekali mendapatkan jawaban maaf dari Rania.
"Lo kalau nggak makan. kambuh juga tu magh," protes Johan.
"Nggak, penyakit juga nggak mau sama orang kayak gue," kata Boy.
Boy tidak ada hasrat untuk menikmati makanan yang di bawakan oleh Johan tersebut. Johan tidak peduli dengan kakaknya dia sedari pagi juga belum sempat makan, karena sibuk mengurus Rania.