Claudia tampak meneteskan air matanya saat melihat Kana yang kini terbaring di ranjang rumah sakit dengan pandangan kosong. Janin yang Kana kandung sudah tiada. Jantungnya berhenti berdetak dan sepanjang waktu sejak sadar pun Kana terus merasa perutnya nyeri. Kini perut buncit Kana telah mengempis, dan ekspresi hampa Kana menunjukkan dengan jelas seberapa kehilangannya wanita itu. Namun tidak ada tangisan, tidak ada air mata, ataupun suara. Hanya diam.
Siska yang memang terus menemani Kana pun merapatkan bibirnya, rasa bersalah memenuhi dirinya. Kana kehilangan bayinya karena perbuatan Kakaknya. Bayi yang bahkan belum melihat indahnya dunia harus lenyap akibat tindakan kejam Claudia. Siska terus memegang tangan Kana, berharap bisa memberikan kekuatan meski sedikit.