Amarah begitu cepat memadam.
Julia sungguh tak ingin memahaminya.
Tak peduli Arvin akan mengusirnya ia tak akan menyerah.
Jadi hari ini ia berencana datang lagi ke tempat itu, kali ini bukan kedatangan cuma-cuma.
Sama seperti dulu ia akan mendekati Arvin perlahan.
Persetan dengan Arvin yang sudah bertunangan, toh itu hanya ikatan tanpa kepastian, ia saja bisa bubar meski telah bertunangan. Jadi ia masih bisa mendekatinnya.
Ia bercermin, memerhatikan deretan giginya yang rapi dan terawat, tentu saja ia merawat nya sebab penampilan itu yang paling utama bagi dirinya.
Ia kemudian melihat salah satu giginya. Ia sengaja tak gosok gigi selama tiga hari agar terkesan sedikit rusak, meski ia sangat tidak nyaman karenanya tapi demi bisa bertemu dengan Arvin tak apalah.
Sang papa sudah berangkat bekerja, sementara mamanya kini tengah duduk di ruang tamu ketika Julia lewat.
"Kamu keluyuran terus, mau ke mana?" tanya sang ibu kepada Julia.
"Bukan urusan mama," Ujar Julia.