下載應用程式
2.27% Sin Cos Tan / Chapter 7: Penyihir Tingkat SS (2)

章節 7: Penyihir Tingkat SS (2)

Lelaki berambut kuning dengan mengenakan pakaian biru cerah dan celana hitam itu sungguh tak bisa dirasakan hawa keberadaannya. Saat tadi masuk ke dalam guild pun tidak ada yang menyadari kedatangannya. Perawakannya tinggi semampai melebihi tinggi Freeya. Dipeluknya Freeya dengan erat seraya mulai usil dengan mendekatkan wajahnya pada wajah Freeya.

"Ah.. jangan begitu di depan anak-anak, Zel. Ayo kita teruskan di kamar saja. Aku sudah menunggumu agak lama," desah Freeya saat merasakan lelaki berambut kuning itu mulai nakal dengan mencium pipi dan lehernya.

"Eh? Aku kira kamu suka kalo kita main di tempat yang ramai. Lagian kamu juga kebiasaan keluar kamar hanya mengenakan pakaian dalam. Aku jadi sedikit tergugah nih," ujar Zel masih saja melanjutkan kenakalannya. Zel kini bahkan lebih berani dengan menggerakan tangannya menjamah tubuh Freeya dan sesekali meremas gunung kembarnya.

"Ah.. sudah cukup, Sayang! Kita lanjutkan di kamar!" bentak Freeya yang merasa risih lantas berlari masuk ke dalam guild.

Zel hanya bisa melihatnya dengan garuk-garuk kepala tak gatal. Semua orang yang berada di situ merasa iri dengan keromantisan Zel dan Freeya. Gonocos yang tidak bisa melihat dengan jelas karena posisinya di belakang mereka berdua diam-diam mengintip. Sintri menutup mukanya dengan kedua tangan. Namun saat Freeya sudah masuk ke dalam guild, Cos kembali duduk dan Sintri pun membuka matanya lagi. Sedang Tan semakin geram dan segera mendatangi Zel guna meluapkan amarahnya.

"Kalo mau bermesra-mesraan di kamar saja, Dasar Paman Bodoh!" hardik Tan dibarengi dengan niat untuk menabok sekaligus membakar bokong Zel.

Api yang berada di tangannya pun langsung mengarah ke sasaran. Hanya berjarak beberapa mili saja dari bokong Zel, tiba-tiba saja Zel menghilang dari pandangannya dan tabokan apinya itu cuma mengenai udara kosong saja. Tan pun terkejut dengan hal itu.

"Ke mana dia menghilang?" pikir Tan.

"Kau hendak menyerang ke mana, Gadis Manis?" tanya Zel yang kini justru duduk di samping Sintri.

Tan membalikkan badan dan melirik ke sumber suara. Semakin dibuat heranlah Tan. Dirinya merasa bertukar tempat dengan orang asing yang baru ditemuinya tersebut.

"Kyaa!! Jangan sentuh aku!" teriak Sintri seketika. Tanpa sengaja bersamaan dengan teriakannya itu, Sintri melepaskan ESnya yang lumayan besar sehingga menyebabkan angin yang berputar cepat di sekitar Zel, bangku yang di depannya, serta Gonocos. Bangku kayu itu terlempar ke bangku yang lain di mana masih ada petualang lain yang sedang minum. Gonocos sendiri jatuh ke lantai. Zel masih belum diketahui jatuh di mana karena sekitar situ masih tertutupi angin sisa tadi.

"Bagus, Sintri! Kau juga harus menyerang paman mesum itu!" seru Tan disertai gelak tawanya.

"Uh.. kenapa aku juga kena dampaknya!" bentak Gonocos setelah bangkit.

"Betul itu! Kalo mau bertarung di luar saja sana! Dasar bocah-bocah nakal!" bentak salah seorang yang terkena lemparan bangku.

Sintri langsung meminta maaf atas tidak sengajanya melakukan hal itu.

"Nah, sekarang di mana paman mesum itu berada? Aku belum mengenai bokongnya," Tan mengamati semua yang ada di depan matanya. Tiba-tiba saja bahu kanannya terasa ada yang menepuk dari belakang.

"Kau mencariku?" tanya seseorang yang menepuk bahu Tan.

Tan yang sudah tahu bahwa Zel yang berada di belakangnya, anehnya tidak segera balik badan dan menyerangnya. Melainkan diam di tempat seakan kakinya membatu saat itu juga.

"Emm... kalian berdua memang hebat juga, ya. Meski masih sangat muda, ES kalian lumayan banyak juga," ucap Zel.

"Siapa sebenarnya paman?" tanya Tan.

Sintri dan Gonocos juga menghampiri Tan. Mereka juga ingin tahu akan Zel.

"Sama seperti yang lain, aku seorang penyihir dan petualang juga. Lagian kenapa kau tiba-tiba menyerangku?" tanya Zel heran.

"Betul itu, Paman. Aku juga tak mengira kalo Tan tadi mendekatimu hendak menabok dan membakar pakaianmu," timpal Gonocos.

"Mohon maafkan saya, Paman. Tadi tidak sengaja. Maafkan juga saudara perempuan saya" Sintri kembali meminta maaf karena merasa telah bersalah.

"Oh ya tak masalah. Sepertinya dia mengira kalo aku telah berbuat tak senonoh pada Freeya. Aku memang suaminya." Zel lemparkan senyum ramah pada Sin dan Cos.

Mendengar perkataan Zel, Tan membalikkan badan dengan perasaan yang masih kesal.

"Suami si suami. Tapi jangan berbuat hal seperti itu di depan orang banyak dong, Paman! Apalagi di depan anak kecil seperti kami! Huh!" dengus Tan kemudian membuang muka ke samping.

"Ahaha... iya deh, paman salah. Maafkan paman ya."

Sin dan Cos tersenyum ramah. Tan menatap kembali Zel. Zel balik menatap tiga anak kembar itu.

"Ternyata mereka bertiga di sini. Aku kira pergi ke mana," batin Zel.

"Jadi, siapa nama Paman?" tanya Tan penasaran.

"Zel. Zeldorodlez Erzol," jawab Zel dengan penuh wibawa.

"Namaku Tan, ini Sin, dan yang laki-laki Cos," ujar Tan balik memperkenalkan diri dan kedua saudaranya.

"Jadi, ada gerangan apa kalian bertiga masuk ke dalam Guild Lumiere ini?"

Tan mewakili mereka bertiga untuk menjawab tujuan datangnya mereka ke guild.

"Kami bertiga hendak me...."

"Paman Zel! Paman hebat sekali tadi saat menghilang dari pandangan Tan sekejap mata dan tiba-tiba duduk di samping Sintri. Sihir apa yang Paman gunakan?" tanya Gonocos yang merasa takjub dengan Zel dan tak bisa membendung lama pertanyaannya itu. Zel hanya menanggapi pertanyaan itu dengan cengar-cengir. Tan sendiri kembali merasa kesal dan langsung menjitak kepala Cos dengan keras.

"Diam!" bentak Tan dengan raut muka seram. Seketika Gonocos pun diam seraya memegangi kepalanya yang terasa sakit.

"Jadi?" Zel hanya melihat kelakuan anak-anak yang masih melekat pada diri si kembar tiga.

"Izinkan kami bertiga untuk menjadi anggota dari guild ini meski belum berusia 15 tahun!" tegas Tan.

Zel langsung tertawa mendengarnya.

"Apanya yang lucu?!" tanya Tan sedikit bernada tinggi.

"Kalian bertiga sudah bicara dengan Freeya, bukan? Kenapa aku harus mengulangi lagi apa yang sudah disampaikan kekasihku? Buang-buang waktu saja. Lebih baik aku segera masuk ke kamar dan bersenang-senang dengan istri tersayangku yang sudah menunggu itu. Nah, lebih baik kalian bertiga pulang sana!" jawab Zel lantas langsung berjalan masuk ke guild.

"Kami tidak punya tempat untuk pulang Paman," ucap Sintri.

Zel menghentikan langkahnya guna mendengarkan apa yang akan diucapkan lagi oleh si tiga anak kembar.

"Iya. Paling tidak tolong izinkan kami untuk menginap semalam di sini. Kami tidak tahu hendak pergi ke mana lagi," sambung Cos.

"Cih!" decak Tan merasa sungkan untuk memohon seperti itu.

"Aku tidak punya wewenang mengizinkan kalian bertiga tinggal di sini. Master yang berhak menentukan. Kalo kalian mau minta izin padanya, silakan tunggu saja beliau pulang di ruangan ini. Aku hendak bercocok tanam dengan istriku! Dadah!" tutur Zel seraya melambaikan tangan tanpa berbalik badan lantas segera berlari masuk.


章節 8: Kedatangan Master Guild

Sintri, Gonocos, dan Tan Metri masih saja berdiri usai ditinggal masuk oleh Zel. Tempat duduk mereka tadi pun sudah rusak karena ulah Sintri. Namun beberapa saat kemudian mereka bertiga mendengar seseorang memanggil.

"Oi! Kalian bertiga ke sini!" teriak Wod.

Tanpa aba-aba sekali pun, tiga anak kembar itu menoleh ke sumber suara. Dilihatnya paman kekar yang memanggil mereka. Sebelumnya mereka bertiga bimbang hendak menghampiri paman tersebut atau tidak. Mereka saling tatap satu sama lain kemudian mengangguk seakan berbicara melalui pikiran kalo mereka bertiga setuju untuk mendatangi si paman kekar.

"Ada apa, Paman?" tanya Cos mewakili.

"Duduklah. Sambil menunggu Master Guild pulang, lebih baik mengobrol dan duduk santai dari pada berdiri melulu," ujar Wod. Mereka bertiga menuruti perintah Wod.

"Wah... kalian bertiga anak-anak yang unik. Selain bisa membuat Wod hampir pingsan karena dipukul Nona Freeya tadi, kalian juga berani melawan Zel. Salut!" kata seorang pria yang seumuran dengan Wod dan duduk di samping Wod.

"Sialan kau, Sio! Tadi itu hanya salah paham saja!" bentak Wod. Sio masih terkekeh juga.

"Anu..." ujar Sin dengan gugup sembari mengangkat tangannya. Wod, Sio, dan 2 saudaranya melirik ke arah Sin.

"Ada apa?" tanya Wod penasaran.

"Sebenarnya siapa Tante Freeya dan Paman Zel yang tadi?" tanya Sin sedikit gagap.

BRAK! Tiba-tiba saja Tan menggebrak meja. Semuanya merasa terkejut dengan ulah anak perempuan berambut hitam itu.

"Pertanyaan bagus, Sin! Aku juga sedari tadi penasaran dengan hal itu. Sepertinya mereka berdua orang yang kuat!" ucap Tan merasa semangat.

"Ya kau benar, mereka berdua memang orang yang kuat. Tingkatannya berbeda dengan kami. Mereka berdua penyihir tingkat SS! Satu tingkatan penyihir yang di bawah Master Guild," terang Sio.

"Oh tadi aku juga sempat mendengar Tante Freeya ngomong kalo paman Wod penyihir tingkat A. Tingkatan penyihir itu apa, Paman?" tanya Gonocos yang juga mulai merasa ingin tahu.

"Suatu sistem yang dijalankan di Kerajaan Asque ini. Kalian bertiga mungkin masih terlalu kecil untuk mengetahuinya. Tapi tak apalah biar paman terangkan secara singkat."

Sio angkat gelasnya lantas menenggak minumannya sebelum melanjutkan ucapannya.

"Tingkatan penyihir diketahui ada 9 tingkat. Dari terkuat sampai yang terlemah yakni Z, 5S, 4S, SSS, SS, S, A, B, dan C. Master Guild berada di tingkatan SSS, Sedang Freeya dan Zel tingkat SS, aku dan Wod serta 8 orang di antaranya berada di tingkat A," lanjut Sio.

"Wahh... keren! Jadi siapa yang berada di tingkat Z?" tanya Gonocos.

***

Seorang pria tampan yang menggunakan jubah berwarna pelangi itu duduk di kursi paling depan dan memimpin rapat yang dihadiri oleh 7 Master Guild yang ada di Kerajaan Asque. Semua pandangan mata para Master Guild menyorot tajam padanya guna menunggu apa yang akan disampaikan pria tampan tersebut. Seorang wanita berambut putih juga turut serta mengikuti pria tampan itu dan berdiri tepat di belakang namun agak sejajar dengan tempat duduk si pria tampan.

"Baiklah, keputusan yang kita ambil untuk permasalahan yang tadi kita bahas semua sudah bulat. Bagi siapa pun yang tidak setuju harap angkat tangan dan sampaikan pendapat secara terang!" tegas si pria tampan.

Tampaknya dari ketujuh Master Guild tidak ada yang tidak setuju dengan keputusan yang didapat. Semua bungkam dan sangat menghormati si pria tampan. Namun di antaranya tetap saja ada orang-orang nyeleneh dan tak tahu tata krama. Ada yang menguap lebar tanpa menutup mulutnya, ada yang asyik menyantap semua makanan yang tersaji di meja, dan ada pula yang justru membaca buku dengan tenang. Setelah semua keputusan itu disetujui, rapat pun dibubarkan. Sang pria tampan dan wanita berambut putih langsung menghilang sekejap mata. Ketujuh Master Guild pun pulang ke Guild mereka masing-masing. Salah satunya adalah Master Guild Lummy Yeworf, Master dari guild Lumiere.

"Lama sekali rapat itu selesainya. Aku sudah ngantuk sedari tadi. Mana yang dibahas cuma hal sepele seperti itu," ucap Master Lummy usai menguap lebar saat berjalan beberapa langkah lagi hendak meraih gagang pintu guild.

Di antara master guild yang lain, Master Lummy adalah master dengan perawakan yang cukup aneh. Kakek itu berbadan pendek dengan kepalanya menyerupai lampu bohlam 5 Watt. Tidak ada sehelai rambut pun di kepalanya dan juga dia berjenggot panjang.

"Aku pulang...."

Suara pintu masuk guild yang terbuka langsung mendapat perhatian dari banyak orang yang berada di dalamnya. Terlebih lagi yang datang adalah Master Guild mereka. Para penyihir sekaligus petualang yang sedari tadi duduk dan minum-minuman ada yang hanya melihat kepulangan kakek Master lantas tak acuh, ada pula yang menyambutnya secara hangat.

"Oh, Kakek Master! Sudah pulang rupanya. Aku kira Anda bakal tertidur lagi di ruang rapat!" sambut seseorang yang duduk satu meja dengan Wod. Dia juga termasuk penyihir tingkat A. Kakek Master mengangkat tangannya dengan lemah seraya terus berjalan masuk ke dalam guild.

"Yo, Sio!" sapa balik si Kakek.

"Tadinya aku juga hendak tidur di sana. Tapi rasanya aku bakal diturunkan dari jabatan Master ini kalo berani seperti itu lagi," batinnya.

Sepasang mata Kakek Master yang sudah sayu menatap ke arah Sio, Wod, dan teman-temannya duduk. Tampak 3 anak kecil juga duduk bersama Wod, Sio, dan yang lain di meja itu.

"Oh, jadi itu Master Guild Lumiere ya, Paman?" tanya Gonocos memastikan. Dijawabnya pertanyaan itu dengan sekali anggukan dari Sio.

"Sepertinya dia tidak terlihat kuat," ucap Tan meremehkan.

"Jangan salah, meski penampilannya sudah tua dan lemah, tapi sebenarnya dia yang terkuat di guild ini," ujar Wod ikut dalam perbincangan.

"Wah... menarik! Ayo, Sin, Cos, kita hampiri kakek itu!" kata Tan lantas langsung menarik lengan Sintri dan Gonocos.

"Jang..." belum sempat Wod memperingati mereka untuk menghampiri si kakek saat itu, mereka bertiga sudah berlari mendatangi Master Lummy yang masih berdiri tak jauh dari tempat mereka semula. Namun tiba-tiba saja kedua mata kakek tua itu seketika langsung melotot seakan hendak keluar dari tempatnya sesaat setelah melihat tembok guild yang hancur.

"Baru mau kubilang, jangan mendekati dia saat seperti ini. Semoga mereka bertiga baik-baik saja," gumam Wod lantas meminum birnya.

Sio justru tertawa mendengar perkataan Wod.

"Kau benar, aku malah lupa mengingatkan mereka. Sepertinya kau yang semoga baik-baik saja, Wod."

"Sialan... si kakek tua itu selalu saja begini. Makanya kau jangan menyapanya saat dia baru saja pulang," kesal Wod. Sio hanya cengengesan saja.

Seketika itu Sintri dan Tan berhenti mendekat ke kakek Master karena tahu akan bahaya yang mengancamnya jika mereka semakin dekat dengan kakek Master.


Load failed, please RETRY

禮物

禮品 -- 收到的禮物

    每周推薦票狀態

    批量訂閱

    目錄

    顯示選項

    背景

    EoMt的

    大小

    章評

    寫檢討 閱讀狀態: C7
    無法發佈。請再試一次
    • 寫作品質
    • 更新的穩定性
    • 故事發展
    • 人物形象設計
    • 世界背景

    總分 0.0

    評論發佈成功! 閱讀更多評論
    用推薦票投票
    Rank 200+ 推薦票榜
    Stone 0 推薦票
    舉報不當內容
    錯誤提示

    舉報暴力內容

    段落註釋

    登錄

    tip 段落評論

    段落註釋功能現已上線!將滑鼠移到任何段落上,然後按下圖示以添加您的評論。

    此外,您可以隨時在「設置」 中將其關閉/ 打開。

    明白了