"Kenapa kamu sering sekali menanyakan istriku di mana?" heran Logan.
"Ya aku heran aja di acara penting seperti ini dan diliput oleh banyak media, tapi kamu tidak membawa serta istri kamu bukankah itu hal yang aneh?" ujar Rachel membuat Logan menghela nafasnya.
"Dia lagi ada banyak kesibukan makanya dia tidak bisa ikut denganku," ujar Logan sembari mengambil salah satu minuman yang sudah tersedia di sana.
"Oh gitu, kalau aku yang menggantikannya untuk malam ini saja, boleh?" pinta Rachel membuat Logan bingung.
"Maksudnya bagaimanapun?" tanya Logan.
"Maksud aku yang akan menjadi pasangan kamu malam ini, lagian aku datang juga sendiri dan kamu juga lagi enggak bawa pasangan, kan? Ya sudah kalau begitu kita jangan berdua saja," saran Rachel.
"Ah tidak, nanti bisa-bisa itu para wartawan yang ada di luar kepo terus aku jadi diberitain sama media," tolak Logan namun tak membuat Rachel menyerah begitu saja.
"Biarin saja media mau ngapain juga aku enggak peduli, dia mau gosipin aku sama siapapun aku juga bodo amat. Aku hanya dekat dengan orang yang ingin aku dekati saja," ujar Rachel.
"Jadi kamu ingin mendekatiku? Bukankah kamu sudah lihat kalau aku sudah menikah? Tapi kamu masih ingin tetap mendekatiku, apakah kamu tidak takut dicap sebagai pelakor?" tanya Logan namun Rachel justru menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak takut dicap sebagai pelakor atau apapun itu, lagian aku juga tidak ngapa-ngapain aku kan cuma pengen agar di sini aku ada temennya. Makanya aku ngajakin kamu buat kita barengan," ujar Rachel membuat Logan mengangguk.
"Tapi ngomong-ngomong ke mana pacar kamu? Kenapa tidak diajak sekalian buat datang ke acara ini?" tanya Logan.
"Ish pacarku yang mana? Kan kamu sudah tahu ceritanya aku dan dia hanya pacaran pura-pura saja, jadi mana mungkin aku mengajaknya ke suatu acara yang tidak mengundangnya sama sekali, lebih baik aku datang sendiri tanpa dia karena aku juga risih kalau dia terus-menerus ada di dekatku," jelas Rachel membuat Logan terkekeh.
"Ya sudahlah kalau begitu, ayo kita ke depan sepertinya acaranya sebentar lagi akan dimulai," ajak Logan yang hendak berjalan lebih dulu namun pergelangan tangannya.
"Tidak mau menggandeng tanganku?" tawar Rachel.
"Tolong jangan macam-macam, kalau kamu tetap seperti itu kamu jalan sendiri saja," ancam Logan tak membuat Rachel takut malah justru bikin ketawa.
"Ya sudah iya aku tidak akan macam-macam, kamu sudah mau menjadi pasanganku di acara ini saja aku sudah senang dengan begitu aku tidak sendirian." Rachel berjalan di sampingnya Logan ulang tahun segera dimulai.
Anak-anak yang berada di dalam gedung tersebut disuruh mengumpul di depan kue ulang tahun, karena anak yang berulang tahun menginginkan agar meniup lilin bersama dengan teman-teman sebayanya. Andi juga ikut meniup lilin dan berada di antara teman-temannya yang baru, Logan tetap memantau adik kesayangannya agar tidak nakal.
"Dia terlihat begitu bahagia," gumam Logan namun masih dapat didengar oleh wanita yang berdiri di sampingnya.
"Tentu saja anak kamu bahagia, apalagi dia diberi kesempatan untuk meniup lilin bersama dengan teman-temannya," sahut Rachel.
Logan yang sedari tadi mencari keberadaan omanya, ternyata wanita yang rambutnya sudah banyak memutih tersebut sedang mengobrol dengan salah satu tamu juga. Kelihatan sekali mereka mengobrolnya begitu asik, hingga membuat sang oma lebih memilih bersama dengan seseorang tersebut dibandingkan dengan cucu-cucunya.
"Kamu kenapa dari tadi ngeliatin ke arah sana terus? Padahal jelas-jelas aku ada di sini di samping kamu, harusnya kamu menatapnya ke arah aku bukan ke arah yang lain," protes Rachel membuat Logan memutar bola matanya dengan malas.
"Ngapain juga aku nglihatin kamu? Kurang kerjaan banget," ketus Logan membuat Rachel memanyunkan bibirnya.
"Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu? Padahal di luar sana banyak sekali cowok-cowok yang berebut ingin mendapatkan aku tapi kenapa kamu tidak demikian? Apa aku tidak terlihat cantik atau bagaimana?" kesal Rachel namun tak ditanggapi sama sekali oleh Logan, yang memilih fokus pada acaranya dibandingkan terus meladeni ocehan wanita di sampingnya.
Tanpa mereka berdua sadari ada beberapa kamera yang diam-diam mengawasi gerak-gerik mereka berdua, walaupun seharusnya orang wartawan meliput acara ulang tahun tersebut, tapi mereka tidak mau melewatkan momen tersebut begitu saja. Siapa tahu berita tersebut bisa menjadi topik panas minggu ini dan semua orang akan berlomba-lomba untuk mendapatkan berita tersebut.
Begitu acara tiup lilin serta foto-foto sudah selesai, sang oma mengatakan bahwa sudah sangat mengantuk dan mengajak pulang. Logan memang yang menjanjikan sebelum mereka datang ke acara tersebut, bahwa mereka hanya akan datang sebentar sebagai formalitas daripada tidak datang sama sekali.
"Ya sudah kalau begitu ayo kita pamitan sama yang punya acara," ajak Logan kepada omanya.
"Papa? Aku masih mau main di sini sama teman-teman, aku belum ingin pulang," rengek adik kesayangannya.
"Tapi sayang oma sudah mengantuk, kasihan kalau tetap di sini. Oma, ingin tidur di rumah," bujuk Logan namun si kecil tetap memanyunkan bibirnya.
"Kalau kita pulang sekarang aku takut tidak bisa ketemu lagi sama mereka, aku senang karena punya teman-teman baru. Bagaimana caranya aku bisa ketemu sama mereka lagi suatu saat nanti?" curhat Andi membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan merasa gemas.
"Sayang, suatu saat nanti kamu bakalan ketemu sama mereka, kamu tidak perlu khawatir kalau soal itu karena anak-anak yang ada di sini adalah anak dari kolega kerjanya papa, jadi papa dengan mudah bisa mengajak kamu untuk main lagi dengan mereka. Sekarang ayo kita pamitan kepada pemilik acaranya," bujuk Logan kemudian menggandeng adik kesayangannya.
"Logan? Mau ke mana?" tanya Rachel yang baru saja kembali dari toilet, mendapati laki-laki berhidung mancung tersebut sedang menggandeng anaknya.
"Kita mau pulang," jawab Logan sembari melirik ke arah putranya.
"Siapa dia?" tanya sang oma menunjuk ke arah Rachel yang berdiri di hadapan cucunya.
"Perkenalkan nama saya Rachel, saya adalah salah satu modelnya Logan di perusahaannya. Salam kenal, Oma," sapa Rachel kemudian menyalami omanya Logan.
"Pantas saja kamu bisa menjadi model, badan kamu bagus dan kamu cantik sekali," pujinya membuat Rachel tersenyum malu.
"Oma? Kita jadi mau pulang atau enggak?" tegur Logan karena para wanita itu malah asik mengobrol.
"Lho? Kalian sudah mau pulang rupanya? Kenapa cepat sekali? Bukankah acaranya belum selesai?" heran Rachel karena dengan mereka pulang itu berarti dirinya akan kembali sendirian.
"Iya, Omaku sudah mengantuk makanya kita mau pulang lebih cepat," pamit Logan.
"Apa kamu mau ikut pulang bersama kami?" tawar sang oma membuat Logan melebarkan matanya.
"Memangnya boleh, Oma?"
JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMENNYA YAKK, TERIMAKASIH