Sambil menikmati pemandangan didekat air terjun, Zian tiduran dipangkuan pangeran, tatapan yang kosong memikirkan bagaimana nasibnya nanti, tanpa pangeran di istana, apalagi ia yang dibenci oleh para putri yang lainya membuat Zian kadang enggan untuk pergi ke kediaman Ratu.
Zian juga enggan untuk menceritakan masalah tentang permusuhannya dengan putri Meimei, karena menurut Zian adalah hal yang tidak penting untungnya menceritakan hal yang menyebalkan menurutnya.
Zian menatap air terjun, berharap waktu akan terhenti jika sedang bersama pangeran, ia tidak pernah menyangka dengan hukuman sang Raja, mungkin jika ia bisa beladiri akan bisa membantu pangeran di perbatasan.
"Pangeran, tidak bisakah aku ikut denganmu, aku akan belajar beladiri dengan baik, agar aku bisa menaga diriku sendiri," kata Zian yang sedari melamun akhirnya berbicara.