Ketika malam tiba, roda-roda pesawat berderak lantang, bergesekan dengan landasan terbang. Petra, yang duduk di dalam pesawat dan memperhatikan pemandangan Jakarta melalui jendela kecil di sebelahnya, merasa cemas; meski begitu, rasa cemas tersebut perlahan lenyap di dalam matanya.
Bayu ingin mengatakan sesuatu pada Petra, namun melihat garis-garis kekhawatiran di air mukanya yang dingin, diam-diam, dia hanya menghela napas tanpa menyela pikiran Petra.
Meski katanya, semua orang punya kelemahan, setelah menemani Petra selama bertahun-tahun, Bayu merasa bahwa pria itu tidak punya kelemahan…. Tapi sekarang, kelemahan Petra terlalu jelas. Dan sekarang, Bayu tidak tahu apakah ini hal baik atau buruk. Jelas bahwa keberadaan Mia baik bagi Petra. Tapi sekarang, apakah itu benar?
Bayu tidak tahu. Mungkin, ketika semuanya sudah jelas, dia bisa merasa yakin.
…
"Jangan seperti itu."
Eri memutar matanya menatap Mia. "Kawan, kau tidak cocok bersedih berlama-lama seperti itu."