Terdengar suara kekagetan di sepenjuru ruangan. Pak Salim seketika mengernyit dan menatap Mia tajam.
"Maaf, boleh mohon diulangi?" tanya Pak Salim, menahan kekesalannya, tatapannya memperingatkan.
Mia mengepalkan tangannya dan mengertakkan giginya sebelum mengulang, "Berlian abstain."
Kini, terdengar suara bisik-bisik di sepenjuru ruangan, seolah semuanya sangat menantikan Mia tadi, dan kini terlalu kaget ketika Mia berkata bahwa Berlian abstain.
Dengan suara keras, Pak Salim membanting berkas di tangannya ke atas meja dan berkata dengan dingin, "Apakah Berlian mengira ini di pasar? Datang semaunya, dan pergi semaunya?"
Mia merasakan hatinya mencelos, namun tetap berkata, "Saya mohon maaf atas keputusan ini. Akan tetapi, dengan segenap tanggung jawab, kami menyayangkan bahwa Berlian hanya dapat mundur."