Mata Petra yang sehitam tinta menatap tajam ke arah Clio yang sudah lima tahun tidak dilihatnya. Meski begitu, wanita itu tetap cantik, membuat jantungnya berdebar dengan gugup, dan bibirnya mengatup rapat.
"Kapan kamu kembali?" Petra bertanya.
Clio tersenyum dan menaikkan alisnya yang lembut dan cantik, dan kedalaman mata hitamnya bak kristal yang diwarnai dengan senyuman. "Ini yang kau tanyakan padaku setelah lama tidak bertemu?"
Petra bersikap sedikit dingin, dan ada sentuhan rasa getir di wajahnya yang tampan. "Dan kau sendiri?"
Clio memandang Petra sambil tersenyum, dan perasaan yang rumit menyelinap jauh di bawah matanya, meski hanya sekilas. "Petra, sudah lima tahun…. Aku sangat merindukanmu."
Clio mengucapkan setiap kata dengan sangat lambat, seolah-olah dia takut Petra akan melewatkannya.
Bibir tipis Petra telah ditekan menjadi satu garis yang rapat, dan emosi tak terkendali di matanya meledak seketika karena kalimat "merindukanmu" dari Clio.